• Feed RSS

Pages

0
A. Pengertian
Stroke adalah
deficit neurologist
akut yang
disebabkan oleh
gangguan aliran
darah yang timbul
secara mendadak
dengan tanda dan
gejala sesuai
dengan daerah
fokal otak yang
terkena (WHO,
1989).
B. Klasifikasi stroke
Berdasarkan
proses patologi
dan gejala
klinisnya stroke
dapat
diklasifikasikan
menjadi :
1. stroke
hemoragik
Terjadi perdarahan
cerebral dan
mungkin juga
perdarahan
subarachnoid
yeng disebabkan
pecahnya
pembuluh darah
otak. Umumnya
terjadi pada saat
melakukan
aktifitas, namun
juga dapat terjadi
pada saat istirahat.
Kesadaran
umumnya
menurun dan
penyebab yang
paling banyak
adalah akibat
hipertensi yang
tidak terkontrol.
2. stroke non
hemoragik
Dapat berupa
iskemia, emboli,
spasme ataupun
thrombus
pembuluh darah
otak. Umumnya
terjadi setelah
beristirahat cukup
lama atau angun
tidur. Tidak terjadi
perdarahan,
kesadaran
umumnya baik
dan terjadi proses
edema otak oleh
karena hipoksia
jaringan otak.
Stroke non
hemoragik dapat
juga
diklasifikasikan
berdasarkan
perjalanan
penyakitnya,
yaitu :
1. TIA’S (Trans
Ischemic Attack)
Yaitu gangguan
neurologist sesaat,
beberapa menit
atau beberapa jam
saja dan gejala
akan hilang
sempurna dalam
waktu kurang dari
24 jam.
1. Rind (Reversible
Ischemic
Neurologis Defict)
Gangguan
neurologist
setempat yang
akan hilang secara
sempurna dalam
waktu 1 minggu
dan maksimal 3
minggu..
1. stroke in
Volution
Stroke yang terjadi
masih terus
berkembang
dimana gangguan
yang muncul
semakin berat dan
bertambah buruk.
Proses ini
biasanya berjalan
dalam beberapa
jam atau beberapa
hari.
1. Stroke Komplit
Gangguan
neurologist yang
timbul bersifat
menetap atau
permanent.
C. Etiologi
Ada beberapa
factor risiko stroke
yang sering
teridentifikasi,
yaitu ;
1. Hipertensi, dapat
disebabkan oleh
aterosklerosis atau
sebaliknya. Proses
ini dapat
menimbulkan
pecahnya
pembuluh darah
atau timbulnya
thrombus
sehingga dapat
mengganggu
aliran darah
cerebral.
2. Aneurisma
pembuluh darah
cerebral
Adanya kelainan
pembuluh darah
yakni berupa
penebalan pada
satu tempat yang
diikuti oleh
penipisan di
tempat lain. Pada
daerah penipisan
dengan maneuver
tertentu dapat
menimbulkan
perdarahan.
3. Kelainan
jantung / penyakit
jantung
Paling banyak
dijumpai pada
pasien post MCI,
atrial fibrilasi dan
endokarditis.
Kerusakan kerja
jantung akan
menurunkan
kardiak output dan
menurunkan aliran
darah ke otak.
Ddisamping itu
dapat terjadi
proses embolisasi
yang bersumber
pada kelainan
jantung dan
pembuluh darah.
4. Diabetes
mellitus (DM)
Penderita DM
berpotensi
mengalami stroke
karena 2 alasan,
yeitu terjadinya
peningkatan
viskositas darah
sehingga
memperlambat
aliran darah
khususnya
serebral dan
adanya kelainan
microvaskuler
sehingga
berdampak juga
terhadap kelainan
yang terjadi pada
pembuluh darah
serebral.
5. Usia lanjut
Pada usia lanjut
terjadi proses
kalsifikasi
pembuluh darah,
termasuk
pembuluh darah
otak.
6. Polocitemia
Pada policitemia
viskositas darah
meningkat dan
aliran darah
menjadi lambat
sehingga perfusi
otak menurun.
7. Peningkatan
kolesterol (lipid
total)
Kolesterol tubuh
yang tinggi dapat
menyebabkan
aterosklerosis dan
terbentuknya
embolus dari
lemak.
8. Obesitas
Pada obesitas
dapat terjadi
hipertensi dan
peningkatan kadar
kolesterol
sehingga dapat
mengakibatkan
gangguan pada
pembuluh darah,
salah satunya
pembuluh drah
otak.
9. Perokok
Pada perokok akan
timbul plaque
pada pembuluh
darah oleh nikotin
sehingga terjadi
aterosklerosis.
10. kurang
aktivitas fisik
Kurang aktivitas
fisik dapat juga
mengurangi
kelenturan fisik
termasuk
kelenturan
pembuluh darah
(embuluh darah
menjadi kaku),
salah satunya
pembuluh darah
otak.
D. Patofisiologi
1. Stroke non
hemoragik
Iskemia
disebabkan oleh
adanya
penyumbatan
aliran darah otak
oleh thrombus
atau embolus.
Trombus
umumnya terjadi
karena
berkembangnya
aterosklerosis
pada dinding
pembuluh darah,
sehingga arteri
menjadi
tersumbat, aliran
darah ke area
thrombus menjadi
berkurang,
menyebabkan
iskemia kemudian
menjadi kompleks
iskemia akhirnya
terjadi infark pada
jaringan otak.
Emboli disebabkan
oleh embolus
yang berjalan
menuju arteri
serebral melalui
arteri karotis.
Terjadinya blok
pada arteri
tersebut
menyebabkan
iskemia yang tiba-
tiba berkembang
cepat dan terjadi
gangguan
neurologist fokal.
Perdarahan otak
dapat ddisebabkan
oleh pecahnya
dinding pembuluh
darah oleh emboli.
2. Stroke
hemoragik
Pembuluh darah
otak yang pecah
menyebabkan
darah mengalir ke
substansi atau
ruangan
subarachnoid
yang
menimbulkan
perubahan
komponen
intracranial yang
seharusnya
konstan. Adanya
perubahan
komponen
intracranial yang
tidak dapat
dikompensasi
tubuh akan
menimbulkan
peningkatan TIK
yang bila berlanjut
akan
menyebabkan
herniasi otak
sehingga timbul
kematian. Di
samping itu, darah
yang mengalir ke
substansi otak
atau ruang
subarachnoid
dapat
menyebabkan
edema, spasme
pembuluh darah
otak dan
penekanan pada
daerah tersebut
menimbulkan
aliran darah
berkurang atau
tidak ada sehingga
terjadi nekrosis
jaringan otak.
E. Tanda dan
gejala
Tanda dan gejala
yang muncul
sangat tergantung
pada daerah dan
luasnya daerah
otak yang terkena.
1. Pengaruh
terhadap status
mental
· Tidak sadar : 30%
– 40%
· Konfuse : 45%
dari pasien
biasanya sadar
1. Daerah arteri
serebri media,
arteri karotis
interna akan
menimbulkan:
· Hemiplegia
kontralateral yang
disertai
hemianesthesia
(30%-80%)
· Afasia bila
mengenai
hemisfer
dominant
(35%-50%)
· Apraksia bila
mengenai
hemisfer non
dominant(30%)
1. Daerah arteri
serebri anterior
akan
menimbulkan
gejala:
· hemiplegia dan
hemianesthesia
kontralateral
terutama tungkai
(30%-80%)
· inkontinensia
urin, afasia, atau
apraksia
tergantung
hemisfer mana
yang terkena
1. Daerah arteri
serebri posterior
· Nyeri spontan
pada kepala
· Afasia bila
mengenai
hemisfer
dominant
(35-50%)
1. Daerah vertebra
basiler akan
menimbulkan:
· Sering fatal
karena mengenai
pusat-pusat vital di
batang otak
· Hemiplegia
alternans atau
tetraplegia
· Kelumpuhan
pseudobulbar
(kelumpuhan otot
mata, kesulitan
menelan, emosi
labil)
Apabila dilihat
bagian hemisfer
mana yang
terkena, gejala
dapat berupa:
1. Stroke hemisfer
kanan
· Hemiparese
sebelah kiri tubuh
· Penilaian buruk
· Mempunyai
kerentanan
terhadap sisi
kontralateral
sebagai
kemungkinan
terjatuh ke sisi
yang berlawanan
1. stroke hemisfer
kiri
· mengalami
hemiparese kanan
· perilaku lambat
dan sangat
berhati-hati
·
· kelainan bidang
pandang sebelah
kanan
· disfagia global
· afasia
· mudah frustasi
F. Pemeriksaan
diagnostik
Pemeriksaan
penunjang
disgnostik yang
dapat dilakukan
adalah :
1. laboratorium:
mengarah pada
pemeriksaan
darah lengkap,
elektrolit,
kolesterol, dan bila
perlu analisa gas
darah, gula darah
dsb.
2. CT scan kepala
untuk mengetahui
lokasi dan luasnya
perdarahan atau
infark
3. MRI untuk
mengetahui
adanya edema,
infark, hematom
dan bergesernya
struktur otak
4. angiografi untuk
mengetahui
penyebab dan
gambaran yang
jelas mengenai
pembuluh darah
yang terganggu
G.
Penatalaksanaan
medis
Secara umum,
penatalaksanaan
pada pasien stroke
adalah:
1. Posisi kepala
dan badan atas
20-30 derajat,
posisi miring jika
muntah dan boleh
dimulai mobilisasi
bertahap jika
hemodinamika
stabil
2. Bebaskan jalan
nafas dan
pertahankan
ventilasi yang
adekuat, bila perlu
diberikan ogsigen
sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda
vital diusahakan
stabil
4. Bed rest
5. Koreksi adanya
hiperglikemia atau
hipoglikemia
6. Pertahankan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
7. Kandung kemih
yang penuh
dikosongkan, bila
perlu lakukan
kateterisasi
8. Pemberian
cairan intravena
berupa kristaloid
atau koloid dan
hindari
penggunaan
glukosa murni
atau cairan
hipotonik
9. Hindari kenaikan
suhu, batuk,
konstipasi, atau
suction berlebih
yang dapat
meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral
hanya diberikan
jika fungsi
menelan baik. Jika
kesadaran
menurun atau ada
gangguan
menelan
sebaiknya
dipasang NGT
11.
Penatalaksanaan
spesifik berupa:
· Stroke non
hemoragik:
asetosal,
neuroprotektor,
trombolisis,
antikoagulan, obat
hemoragik
· Stroke
hemoragik:
mengobati
penyebabnya,
neuroprotektor,
tindakan
pembedahan,
menurunkan TIK
yang tinggi
RENCANA
ASUHAN
KEPERAWATAN
STROKE
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1.
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
b.d. penumpukan
sputum (karena
kelemahan,
hilangnya refleks
batuk)
Pasien mampu
mempertahankan
jalan nafas yang
paten.
Kriteria hasil :
a. Bunyi nafas
vesikuler
b. RR normal
c. Tidak ada tanda-
tanda sianosis dan
pucat
d. Tidak ada
sputum
1. Auskultasi bunyi
nafas
2. Ukur tanda-
tanda vital
3. Berikan posisi
semi fowler sesuai
dengan kebutuhan
(tidak
bertentangan dgn
masalah
keperawatan lain)
4. Lakukan
penghisapan
lender dan pasang
OPA jika
kesadaran
menurun
5. Bila sudah
memungkinkan
lakukan fisioterapi
dada dan latihan
nafas dalam
6. Kolaborasi:
· Pemberian
ogsigen
· Laboratorium:
Analisa gas darah,
darah lengkap dll
· Pemberian obat
sesuai kebutuhan
2.
Penurunan perfusi
serebral b.d.
adanya
perdarahan,
edema atau oklusi
pembuluh darah
serebral
Perfusi serebral
membaik
Kriteria hasil :
a. Tingkat
kesadaran
membaik (GCS
meningkat)
b. fungsi kognitif,
memori dan
motorik membaik
c. TIK normal
d. Tanda-tanda
vital stabil
e. Tidak ada tanda
perburukan
neurologis
f.
1. Pantau adanya
tanda-tanda
penurunan perfusi
serebral :GCS,
memori, bahasa
respon pupil dll
2. Observasi
tanda-tanda vital
(tiap jam sesuai
kondisi pasien)
3. Pantau intake-
output cairan,
balance tiap 24
jam
4. Pertahankan
posisi tirah baring
pada posisi
anatomis atau
posisi kepala
tempat tidur 15-30
derajat
5. Hindari valsava
maneuver seperti
batuk, mengejan
dsb
6. Pertahankan
ligkungan yang
nyaman
7. Hindari fleksi
leher untuk
mengurangi resiko
jugular
8. Kolaborasi:
· Beri ogsigen
sesuai indikasi
· Laboratorium:
AGD, gula darah
dll
· Penberian terapi
sesuai advis
· CT scan kepala
untuk diagnosa
dan monitoring
3.
Gangguan
mobilitas fisik b.d.
kerusakan
neuromuskuler,
kelemahan,
hemiparese
Pasien
mendemonstrasik
mobilisasi aktif
Kriteria hasil :
a. tidak ada
kontraktur atau
foot drop
b. kontraksi otot
membaik
c. mobilisasi
bertahap
1. Pantau tingkat
kemampuan
mobilisasi klien
2. Pantau kekuatan
otot
3. Rubah posisi
tiap 2 jan
4. Pasang
trochanter roll
pada daerah yang
lemah
5. Lakukan ROM
pasif atau aktif
sesuai
kemampuan dan
jika TTV stabil
6. Libatkan
keluarga dalam
memobilisasi klien
7. Kolaborasi:
fisioterapi
4.
Gangguan
komunikasi verbal
b.d. kerusakan
neuromuscular,
kerusakan sentral
bicara
Komunikasi dapat
berjalan dengan
baik
Kriteria hasil :
a. Klien dapat
mengekspresikan
perasaan
b. Memahami
maksud dan
pembicaraan
orang lain
c. Pembicaraan
pasien dapat
dipahami
1. Evaluasi sifat
dan beratnya
afasia pasien, jika
berat hindari
memberi isyarat
non verbal
2. Lakukan
komunikasi
dengan wajar,
bahasa jelas,
sederhana dan bila
perlu diulang
3. dengarkan
dengan tekun jika
pasien mulai
berbicara
4. Berdiri di dalam
lapang pandang
pasien pada saat
bicara
5. Latih otot bicara
secara optimal
6. Libatkan
keluarga dalam
melatih
komunikasi verbal
pada pasien
7. Kolaborasi
dengan ahli terapi
wicara
5.
(Risiko) gangguan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d.
intake nutrisi tidak
adekuat
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
b. Berat badan
dalam batas
normal
c. Conjungtiva
ananemis
d. Tonus otot baik
e. Lab: albumin,
Hb, BUN dalam
batas normal
1. Kaji factor
penyebab yang
mempengaruhi
kemampuan
menerima makan/
minum
2. Hitung
kebutuhan nutrisi
perhari
3. Observasi
tanda-tanda vital
4. Catat intake
makanan
5. Timbang berat
badan secara
berkala
6. Beri latihan
menelan
7. Beri makan via
NGT
8. Kolaborasi :
Pemeriksaan lab
(Hb, Albumin,
BUN),
pemasangan NGT,
konsul ahli gizi
6.
Perubahan
persepsi-sensori
b.d. perubahan
transmisi saraf
sensori, integrasi,
perubahan
psikologi
Persepsi dan
kesadaran akan
lingkungan dapat
dipertahankan
1. Cari tahu proses
patogenesis yang
mendasari
2. Evaluasi adanya
gangguan
persepsi:
penglihatan, taktil
3. Ciptakn suasana
lingkungan yang
nyaman
4. Evaluasi
kemampuan
membedakan
panas-dingin,
posisi dan
proprioseptik
5. Catat adanya
proses hilang
perhatian terhadap
salah satu sisi
tubuh dan libatkan
keluarga untuk
membantu
mengingatkan
6. Ingatkan untuk
menggunakan sisi
tubuh yang
terlupakan
7. Bicara dengan
tenang dan
perlahan
8. Lakukan validasi
terhadap persepsi
klien dan lakukan
orientasi kembali
7.
Kurang
kemampuan
merawat diri b.d.
kelemahan,
gangguan
neuromuscular,
kekuatan otot
menurun,
penurunan
koordinasi otot,
depresi, nyeri,
kerusakan
persepsi
Kemampuan
merawat diri
meningkat
Kriteria hasil :
a.
mendemonstrasik
perubahan pola
hidup untuk
memenuhi
kebutuhan hidup
sehari-hari
b. Melakukan
perawatan diri
sesuai
kemampuan
c. Mengidentifikasi
dan
memanfaatkan
sumber bantuan
1. Pantau tingkat
kemampuan klien
dalam merawat
diri
2. Berikan bantuan
terhadap
kebutuhan yang
benar-benar
diperlukan saja
3. Buat lingkungan
yang
memungkinkan
klien untuk
melakukan ADL
mandiri
4. Libatkan
keluarga dalam
membantu klien
5. Motivasi klien
untuk melakukan
ADL sesuai
kemampuan
6. Sediakan alat
Bantu diri bila
mungkin
7. Kolaborasi:
pasang DC jika
perlu, konsultasi
dengan ahli
okupasi atau
fisioterapi
8.
Risiko cedera b.d.
gerakan yang tidak
terkontrol selama
penurunan
kesadaran
Klien terhindar dari
cedera selama
perawatan
Kriteria hasil :
a. Klien tidak
terjatuh
b. Tidak ada
trauma dan
komplikasi lain
1. Pantau tingkat
kesadaran dan
kegelisahan klien
2. Beri pengaman
pada daerah yang
sehat, beri
bantalan lunak
3. Hindari restrain
kecuali terpaksa
4. Pertahankan
bedrest selama
fase akut
5. Beri pengaman
di samping tempat
tidur
6. Libatkan
keluarga dalam
perawatan
7. Kolaborasi:
pemberian obat
sesuai indikasi
(diazepam, dilantin
dll)
9.
Kurang
pengetahuan (klien
dan keluarga)
tentang penyakit
dan perawatan
b.d. kurang
informasi,
keterbatasan
kognitif, tidak
mengenal sumber
Pengetahuan klien
dan keluarga
tentang penyakit
dan perawatan
meningkat.
Kriteria hasil :
a. Klien dan
keluarga
berpartisipasi
dalam proses
belajar
b.
Mengungkapkan
pemahaman
tentang penyakit,
pengobatan, dan
perubahan pola
hidup yang
diperlukan
1. Evaluasi derajat
gangguan
persepsi sensuri
2. Diskusikan
proses
patogenesis dan
pengobatan
dengan klien dan
keluarga
3. Identifikasi cara
dan kemampuan
untuk meneruskan
progranm
perawatan di
rumah
4. Identifikasi
factor risiko secara
individual dal
lakukan perubahan
pola hidup
5. Buat daftar
perencanaan
pulang
A. Pendahuluan
Konsep Skrining
untuk kanker
tahap dini
tentunya telah
memberikan
keuntungan pada
kanker cerviks.
Insiden invasifnya
penyakit telah
turun drastic
hamper 50% sejak
tahun 1945 di
Amerika Serikat.
Selama periode
waktu yang sama,
insiden dari tahap
dini yaitu
Karsinoma In Situ
(CIS) telah
meningkat secara
mengejutkan kira-
kira 45.000 kasus
baru setiap
tahunnya. Insiden
penyakit invasif
adalah 13.500
kasus, dengan
sekitar 4400
diperkirakan
meninggal dunia.
Puncak kejadian
dari kanker cerviks
invasif adalah
antara usia 45-55
tahun, sedangkan
puncak CIS terjadi
10 tahun lebih
awal. Kenker
cerviks secara
terus- menerus
tetap menjadi
masalah kesehatan
pada wanita di
negara- Negara
kurang
berkembang.
Wanita- wanita
Amerika asal
Afrika dan
Amerika asal
Hispanik
mempunyai angka
kejadian kanker
cerviks yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan kelompok
masyarakat
keturunan kulit
putih (Caucasian)
di Amerika Serikat.
B. Pengertian
Kanker cerviks
adalah tumor
ganas yang
tumbuh didalam
leher rahim atau
cerviks (bagian
terendah dari
rahim yang
menempel pada
puncak vagina).
Kanker cerviks
biasanya
menyerang wanita
berusia 35-55
tahun.(Nada,
2007)
C. Etiologi
Penyebab
terjadinya kanker
cerviks tidak
diketahui secara
pasti, tetapi
terdapat beberapa
factor resiko yang
berpengaruh
terhadap
terjadinya kanker
cerviks. Adapun
faktor- faktor
resiko dari kanker
cerviks adalah :
1. Wanita
a. Menjalankan
aktivitas seksual di
usia muda
b. Sering berganti-
ganti pasangan
c. Prostitusi
(mempunyai
resiko 4x lipat
tehadap
berkembangnya
kanker cerviks)
d. Perokok
e. Usia
f. Status sosial
ekonomi
g. Terpajan pada
virus HIV
2. Pria (Penyebab
Potensial)
a. Kandungan
sperma
b. Kondisi higienis
c. Jumlah
pasangan seksual
d. Perokok
e. Kanker penis
D. Jenis Kanker
1. Menurut
Danielle .G. dan
Jane Charette.
Dalam buku
Keperawatan
Onkologi
Ada 2 tipe utama
kanker cerviks
secara histologi
yaitu :
a. Karsinoma
Skuamosa, terdiri
dari 80-95%
kanker dan terjadi
lebih sering pada
wanita usia lanjut.
b.
Adenokarsinoma.
Sisa dari kasus
yang ada terjadi
lebih sering pada
wanita usia muda
dan cenderung
akan menjadi
kanker yang
agresif
(berkembang
dengan sangat
cepat)
2. Ada beberapa
klasifikasi, tapi
paling banyak
penganutnya ialah
yang dibuat oleh
IFGO, yaitu
sebagai berikut :
a. Stage 0 :
Carsinoma In Situ
= Ca Intraepitelial =
Ca Preinvasif
b. Stage 1 : Ca
terbatas pada
cerviks
c. Stage 1a :
Disertai invasi dari
stroma (preclinical
Ca) yang hanya
diketahui secara
histologis
d. Stage 1b :
semua kasus-
kasus lainnya dari
stage 1
e. Stage II : sudah
menjalar keluar
cerviks tapi belum
sampai ke
panggul, telah
mengenai dinding
vagina tapi tidak
melebihi 2/3
bagian proximal
f. Stage III : sudah
sampai dinding
panggul dari 1/3
bagian bawah
vagina
g. Stage IV : sudah
mengenai organ-
organ lain
E. Tanda dan
Gejala
1. Gejala muncul
ketika sel serviks
yang abnormal
berubah menjadi
keganasan dan
menyusup ke
jaringan
sekitarnya. Tidak
ada tanda dan
gejala yang
spesifik untuk
kanker serviks ini.
a. Perdarahan
vagina abnormal
Dapat
berkembang
menjadi ulserasi
pada permukaan
epitel serviks,
tetapi tidak selalu
ada.
b. Nyeri abdomen
dan punggung
bagian bawah
Menandakan
bahwa
perkembangan
penyakit sangat
cepat.
c. Menstruasi
abnormal (lebih
lama dan ebih
banyak)
d. Keputihan yang
menetap, dengan
cairan yang encer,
berwarna merah
muda, coklat,
mengandung
darah atau hitam
serta bau busuk.
2. Gejala kanker
serviks stadium
lanjut
a. Nafsu makan
berkurang
(anoreksia),
penurunan berat
badan, dan
kelelahan
b. Nyeri panggul,
punggung dan
tungkai
c. Dari vagina
keluar air kemih
atau feses
d. Patah tulang
F. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Pap smear
Pap smear
dilakukan pada
wanita usia 18
tahun atau ketika
telah melakukan
aktivitas seksual
sebalum itu,
misalnya menikah.
Setelah 3 kali hasil
pemeriksaan
tahunan
menunjukkan
negative maka
selanjutnya harus
melakukan
pemeriksaan
setiap tiga tahun
sekali sampai
umur 65 tahun.
2. Kolposkopi
(pemeriksaan
serviks dengan
lensa pembesar)
Kolposkopi
dilakukan ketika
ditemukan
displasia atau
kersinoma insitu.
Alat ini
memberikan
gambaran tentang
pembesaran
serviks dan daerah
abnormal yang
mungkin dapat
dibiopsi.
3. Kuretase
endoserviks
Kuretase
endoserviks
dilakukan jika
daerah abnormal
tidak terlihat.
4. Biopsy kerucut
Biopsy kerucut
adalah mengambil
tonjolan jaringan
serviks yang lebih
besar untuk
penelitian apakah
ada atau tidak
kanker invasive.
5. MRI/CT scan
abdomen atau
pelvis
MRI/CT scan
abdomen atau
pelvis digunakan
untuk menilai
penyebaran local
dari tumor dan
atau terkenanya
nodus limfa
regional.
6. Tes Schiller
Tes Schiller
dilakukan dengan
cara serviks diolesi
dengan larutan
yodium, sel yang
sehat warnanya
akan berubah
menjadi coklat
sedangkan sel
yang abnormal
warnanya menjadi
putih atau kuning.
G.
Penatalaksanaan
1. Terapi local
Terapi local
dilakukan pada
penyakit
prainvasif, yang
meliputi biopsy,
cauterasi, terapi
laser, konisasi, dan
bedah buku.
2. Histerektomi
Histerektomi
mungkin juga
dilakukan
tergantung pada
usia wanita, status
anak, dan atau
keinginan untuk
sterilisasi.
Histerektomi
radikal adalah
pengangkatan
uterus, pelvis dan
nodus limfa para
aurtik.
3. Pembedahan
dan terapi radiasi
a. Pembedahan
dilakukan untuk
pengangkatan sel
kanker.
b. Dilakukan pada
kanker serviks
invasive
c. Pada terapi
batang
eksternalbertujuan
mengatahui luas
dan lokasi tumor
serta mengecilkan
tumor
4. Radioterapi
batang eksternal
a. Dilakukan jika
nodus limfe positif
terkena dan bila
batas-batas
pembedahan itu
tegas
b. Untuk terapi
radiasi ini biasanya
para wanita
dipasang kateter
urine sehingga
tetap berada di
tempat tidur,
makan makanan
dengan diet ketat
dan memakan
obat untuk
mencegah
defekasi, karena
pada terapi ini
biasanya
terpasang tampon
(aplikator)
5. Eksenterasi
pelvic
a. Dilakukan jika
terjadi kanker
setempat yang
berulang
b. Dapat dilakukan
pada bagian
anterior, posterior,
atau total
tergantung organ
yang diangkat
ditambah dengan
uterus dan nodus
limfa disekitarnya.
6. Kolostomi dan
illeustomi
Illeustomi
dilakukan untuk
sebagai saluran
pembuangan
illeus.
7. Terapi biologi
Yaitu dengan
memperkuat
system kekebalan
tubuh (system
imun)
8. Kemoterapi
Dengan
menggunakan
obat-obatan
sitostastik.
H. Komplikasi
1. Berkaitan
dengan intervensi
pembedahan
a. Vistula Uretra
b. Disfungsi
bladder
c. Emboli
pulmonal
d. Infeksi pelvis
e. Obstruksi usus
2. Berkaitan
dengan
kemoterapi
a. Sistitis radiasi
b. Enteritis
3. Berkaitan
dengan
kemoterapi
a. Supresi
sumsum tulang
b. Mual muntah
akibat pengunaan
obat kemoterapi
yang
mengandung
sisplatin
c. Kerusakan
membrane
mukosa GI
d. Mielosupresi
I. Pencegahan
Ada beberapa cara
untuk mencegah
kanker serviks,
yaitu:
1. Mencegah
terjadi infeksi HPV
2. Melakukan
pemeriksaan Pap
Smear secara
teratur
3. Tidak boleh
melakukan
hubungan seksual
pada anak
perempuan di
bawah 18 tahun
4. Jangan
melakukan
hubungan seksual
dengan penderita
kelamin atau
gunakan kondom
untuk mencegah
penularan penyakit
5. Jangan
berganti-ganti
pasangan seksual
6. Berhenti
merokok
J. Diagnosa Dan
Intervensi
1. Ketakutan atau
ansietas
berhubungan
dengan ancaman
kematian
Intervensi:
a. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
pikiran dan
perasaannya
b. Berikan
lingkungan
terbuka dimana
pasien merasa
aman untuk
mendiskusikan
perasaannya
c. Pertahankan
kontak sesering
mungkin dengan
pasien. Bicara
dengan
menyentuh
pasien.
d. Berikan
informasi akurat
dan konsisiten
mengenai
proknosis
e. Jelaskan
pengobatan yang
dianjurkan, tujuan,
dan potensial efek
samping
2. Nyeri akut
berhubungan
dengan proses
penyakit.
a. Kaji tingkat
nyeri, lokasi,
frekuensi, durasi,
dan tindakan
penghilang nyeri
yang digunakan
b. Berikan tindakan
kenyamanan
dasar, missal
reposisi, gosokan
punggung dan
aktivitas hiburan
(musik,TV)
c. Dorong
penggunaan
keterampilan
menegement
nyeri, missal
relaksasi,visualisasi,
imajinasi,tertawa
musik dan
sentuhan
terapeutik
d. Berikan
analgetik sesuai
indikasi
3. Resiko tinggi
terjadinya infeksi
berhubungan
dengan
pertahanan
sekunder dan
imunosupresi
Intervensi
a. Tingkatkan
prosedur mencuci
tangansebelu dan
sesudah
melakukan
tindakan
b. Pantau TTV
c. Tekankan
personal hygiene
d. Kaji semau
system ( kulit,
pernafasan,
genetourinaria )
terhadap tanda
dan gejala infeksi
secara continue
e. Batasi prosedur
invasive
f. Beriakan
antibiotic sesuai
indikasi
4. Resiko tinggi
kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan efek
radiasi dan
kemoterapi
a. Kaji kulit dengan
sering terhadap
efek samping
terapi kanker
b. Mandikan
dengan air hangat
dan sabun ringan
c. Dorong pasien
untuk
menghindari
menggaruk dan
menepuk kulit
yang kering
d. Anjurkan pasien
untuk
menghindari krim
kulit apapun
kecuali seizing
dokter
5. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan tidak
mengenal sumber
informasi
intervensi
a. Tinjau ulang
dengan pasien
atau orang
terdekat
pemahaman
diagnosa khusus,
alternative
pengobatan dan
sifat harapan
b. Berikan
informasi yang
jelas dan
akuratdalam cara
yang nyata tetapi
sensitive
c. Tentukan
persepsi pasien
tentang kanker
dan pengobatan
kanker
6. Resiko tinggi
perubahan pola
Intervensi
a. Diskusikan
dengan pasien dan
orang terdekat
sifat seksualitas
dan reaksi bila ini
berubah atau
terancam
b. Ajarkan pasien
tentang efek
samping dari
pengobatan
kanker yang
diketahui
mempengaruhi
seksualitas
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 1994.
Ilmu Kandungan.
Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Sastrawinata,
Sulaiman. 1973.
Ginekologi.
Bandung: Eleman-
Elstar Offset
Doengoes,
marillyn. 1997.
Rencana Asuhan
Keperawatan.
Jakarta:EGC
A. PENGERTIAN
Cidera kepala yaitu adanya
deformasi berupa
penyimpangan bentuk
atau penyimpangan garis
pada tulang tengkorak,
percepatan dan
perlambatan (accelerasi -
decelerasi ) yang
merupakan perubahan
bentuk dipengaruhi oleh
perubahan peningkatan
pada percepatan faktor
dan penurunan kecepatan,
serta notasi yaitu
pergerakan pada kepala
dirasakan juga oleh otak
sebagai akibat perputaran
pada tindakan
pencegahan.
B. PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi
dengan baik bila
kebutuhan oksigen dan
glukosa dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan
didalam sel-sel saraf
hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi.
Otak tidak mempunyai
cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah
ke otak walaupun
sebentar akan
menyebabkan gangguan
fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan
oksigen sebagai bahan
bakar metabolisme otak
tidak boleh kurang dari 20
mg %, karena akan
menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari
seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma
turun sampai 70 % akan
terjadi gejala-gejala
permulaan disfungsi
cerebral.
Pada saat otak mengalami
hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi kebutuhan
oksigen melalui proses
metabolik anaerob yang
dapat menyebabkan
dilatasi pembuluh darah.
Pada kontusio berat,
hipoksia atau kerusakan
otak akan terjadi
penimbunan asam laktat
akibat metabolisme
anaerob. Hal ini akan
menyebabkan asidosis
metabolik.
Dalam keadaan normal
cerebral blood flow (CBF)
adalah 50 - 60 ml /
menit / 100 gr. jaringan
otak, yang merupakan 15
% dari cardiac output.
Trauma kepala
meyebabkan perubahan
fungsi jantung sekuncup
aktivitas atypical-
myocardial, perubahan
tekanan vaskuler dan
udem paru. Perubahan
otonom pada fungsi
ventrikel adalah
perubahan gelombang T
dan P dan disritmia,
fibrilasi atrium dan
vebtrikel, takikardia.
Akibat adanya perdarahan
otak akan mempengaruhi
tekanan vaskuler, dimana
penurunan tekanan
vaskuler menyebabkan
pembuluh darah arteriol
akan berkontraksi .
Pengaruh persarafan
simpatik dan parasimpatik
pada pembuluh darah
arteri dan arteriol otak
tidak begitu besar.
Cedera kepala menurut
patofisiologi dibagi
menjadi dua :
1. Cedera kepala primer
Akibat langsung pada
mekanisme dinamik
(acelerasi - decelerasi
rotasi) yang
menyebabkan gangguan
pada jaringan.
Pada cedera primer dapat
terjadi :
1. Gegar kepala ringan
2. Memar otak
3. Laserasi
2. Cedera kepala sekunder
1. Pada cedera kepala
sekunder akan timbul
gejala, seperti :
2. Hipotensi sistemik
3. Hipoksia
4. Hiperkapnea
5. Udema otak
6. Komplikasi pernapasan
7. infeksi / komplikasi
pada organ tubuh yang
lain
C. PERDARAHAN YANG
SERING DITEMUKAN
1. Epidural Hematoma
Terdapat pengumpulan
darah di antara tulang
tengkorak dan duramater
akibat pecahnya
pembuluh darah / cabang
- cabang arteri meningeal
media yang terdapat di
duramater, pembuluh
darah ini tidak dapat
menutup sendiri karena
itu sangat berbahaya.
Dapat terjadi dalam
beberapa jam sampai 1-2
hari. Lokasi yang paling
sering yaitu di lobus
temporalis dan parietalis.
Gejala-gejala yang terjadi :
Penurunan tingkat
kesadaran, Nyeri kepala,
Muntah, Hemiparesis,
Dilatasi pupil ipsilateral,
Pernapasan dalam cepat
kemudian dangkal
irreguler, Penurunan nadi,
Peningkatan suhu.
2. Subdural Hematoma
Terkumpulnya darah
antara duramater dan
jaringan otak, dapat terjadi
akut dan kronik. Terjadi
akibat pecahnya
pembuluh darah vena /
jembatan vena yang
biasanya terdapat diantara
duramater, perdarahan
lambat dan sedikit.
Periode akut terjadi dalam
48 jam - 2 hari atau 2
minggu dan kronik dapat
terjadi dalam 2 minggu
atau beberapa bulan.
Tanda-tanda dan
gejalanya adalah : nyeri
kepala, bingung,
mengantuk, menarik diri,
berfikir lambat, kejang dan
udem pupil
Perdarahan intracerebral
berupa perdarahan di
jaringan otak karena
pecahnya pembuluh
darah arteri; kapiler; vena.
Tanda dan gejalanya :
Nyeri kepala, penurunan
kesadaran, komplikasi
pernapasan, hemiplegia
kontra lateral, dilatasi
pupil, perubahan tanda-
tanda vital
3. Perdarahan
Subarachnoid
Perdarahan di dalam
rongga subarachnoid
akibat robeknya
pembuluh darah dan
permukaan otak, hampir
selalu ada pada cedera
kepala yang hebat.
Tanda dan gejala :
Nyeri kepala, penurunan
kesadaran, hemiparese,
dilatasi pupil ipsilateral dan
kaku kuduk
D. ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengumpulan data klien
baik subyektif atau
obyektif pada gangguan
sistem persarafan
sehubungan dengan
cedera kepala tergantung
pada bentuk, lokasi, jenis
injuri dan adanya
komplikasi pada organ
vital lainnya. Data yang
perlu didapati adalah
sebagai berikut :
- Identitas klien dan
keluarga (penanggung
jawab): nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku
bangsa, status
perkawinan, alamat,
golongan darah,
pengahasilan, hubungan
klien dengan penanggung
jawab.
- Riwayat kesehatan :
Tingkat kesadaran/GCS (<
15), konvulsi, muntah,
dispnea / takipnea, sakit
kepala, wajah simetris /
tidak, lemah, luka di
kepala, paralise, akumulasi
sekret pada saluran napas,
adanya liquor dari hidung
dan telinga dan kejang
Riwayat penyakit dahulu
haruslah diketahui baik
yang berhubungan
dengan sistem persarafan
maupun penyakit sistem
sistemik lainnya. demikian
pula riwayat penyakit
keluarga terutama yang
mempunyai penyakit
menular.
Riwayat kesehatan
tersebut dapat dikaji dari
klien atau keluarga sebagai
data subyektif. Data-data
ini sangat berarti karena
dapat mempengaruhi
prognosa klien.
- Pemeriksaan Fisik
Aspek neurologis yang
dikaji adalah tingkat
kesadaran, biasanya GCS
< 15, disorientasi orang,
tempat dan waktu.
Adanya refleks babinski
yang positif, perubahan
nilai tanda-tanda vital kaku
kuduk, hemiparese.
Nervus cranialis dapat
terganggu bila cedera
kepala meluas sampai
batang otak karena udema
otak atau perdarahan otak
juga mengkaji nervus I, II,
III, V, VII, IX, XII.
- Pemeriksaan Penujang
• CT-Scan (dengan atau
tanpa kontras) :
mengidentifikasi luasnya
lesi, perdarahan,
determinan ventrikuler,
dan perubahan jaringan
otak. Catatan : Untuk
mengetahui adanya
infark / iskemia jangan
dilekukan pada 24 - 72
jam setelah injuri.
• MRI : Digunakan sama
seperti CT-Scan dengan
atau tanpa kontras
radioaktif.
• Cerebral Angiography:
Menunjukan anomali
sirkulasi cerebral, seperti :
perubahan jaringan otak
sekunder menjadi udema,
perdarahan dan trauma.
• Serial EEG: Dapat melihat
perkembangan
gelombang yang
patologis
• X-Ray: Mendeteksi
perubahan struktur tulang
(fraktur), perubahan
struktur garis(perdarahan/
edema), fragmen tulang.
• BAER: Mengoreksi batas
fungsi corteks dan otak
kecil
• PET: Mendeteksi
perubahan aktivitas
metabolisme otak
• CSF, Lumbal
Punksi :Dapat dilakukan
jika diduga terjadi
perdarahan subarachnoid.
• ABGs: Mendeteksi
keberadaan ventilasi atau
masalah pernapasan
(oksigenisasi) jika terjadi
peningkatan tekanan
intrakranial
• Kadar Elektrolit : Untuk
mengkoreksi
keseimbangan elektrolit
sebagai akibat peningkatan
tekanan intrkranial
• Screen Toxicologi: Untuk
mendeteksi pengaruh
obat sehingga
menyebabkan penurunan
kesadaran.
Penatalaksanaan
Konservatif:
• Bedrest total
• Pemberian obat-obatan
• Observasi tanda-tanda
vital (GCS dan tingkat
kesadaran)
Prioritas Perawatan:
1. Maksimalkan perfusi /
fungsi otak
2. Mencegah komplikasi
3. Pengaturan fungsi
secara optimal /
mengembalikan ke fungsi
normal
4. Mendukung proses
pemulihan koping klien /
keluarga
5. Pemberian informasi
tentang proses penyakit,
prognosis, rencana
pengobatan, dan
rehabilitasi.
Tujuan:
1. Fungsi otak membaik :
defisit neurologis
berkurang/tetap
2. Komplikasi tidak terjadi
3. Kebutuhan sehari-hari
dapat dipenuhi sendiri
atau dibantu orang lain
4. Keluarga dapat
menerima kenyataan dan
berpartisipasi dalam
perawatan
5. Proses penyakit,
prognosis, program
pengobatan dapat
dimengerti oleh keluarga
sebagai sumber
informasi.
2. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
yang biasanya muncul
adalah:
1. Tidak efektifnya pola
napas sehubungan
dengan depresi pada
pusat napas di otak.
2. Tidakefektifnya
kebersihan jalan napas
sehubungan dengan
penumpukan sputum.
3. Gangguan perfusi
jaringan otak sehubungan
dengan udem otak
4. Keterbatasan aktifitas
sehubungan dengan
penurunan kesadaran
(soporos - coma)
5. Resiko tinggi gangguan
integritas kulit
sehubungan dengan
immobilisasi, tidak
adekuatnya sirkulasi
perifer.
3. Intervensi
a. Tidak efektifnya pola
napas sehubungan
dengan depresi pada
pusat napas di otak.
Tujuan : Mempertahankan
pola napas yang efektif
melalui ventilator.
Kriteria evaluasi :
Penggunaan otot bantu
napas tidak ada, sianosis
tidak ada atau tanda-tanda
hipoksia tidak ada dan gas
darah dalam batas-batas
normal.
Rencana tindakan :
• Hitung pernapasan
pasien dalam satu menit.
pernapasan yang cepat
dari pasien dapat
menimbulkan alkalosis
respiratori dan
pernapasan lambat
meningkatkan tekanan Pa
Co2 dan menyebabkan
asidosis respiratorik.
• Cek pemasangan tube,
untuk memberikan
ventilasi yang adekuat
dalam pemberian tidal
volume.
• Observasi ratio inspirasi
dan ekspirasi pada fase
ekspirasi biasanya 2 x
lebih panjang dari
inspirasi, tapi dapat lebih
panjang sebagai
kompensasi
terperangkapnya udara
terhadap gangguan
pertukaran gas.
• Perhatikan kelembaban
dan suhu pasien keadaan
dehidrasi dapat
mengeringkan sekresi /
cairan paru sehingga
menjadi kental dan
meningkatkan resiko
infeksi.
• Cek selang ventilator
setiap waktu (15 menit),
adanya obstruksi dapat
menimbulkan tidak
adekuatnya pengaliran
volume dan menimbulkan
penyebaran udara yang
tidak adekuat.
• Siapkan ambu bag tetap
berada di dekat pasien,
membantu membarikan
ventilasi yang adekuat bila
ada gangguan pada
ventilator.
b. Tidak efektifnya
kebersihan jalan napas
sehubungan dengan
penumpukan sputum.
Tujuan : Mempertahankan
jalan napas dan
mencegah aspirasi
Kriteria Evaluasi : Suara
napas bersih, tidak
terdapat suara sekret pada
selang dan bunyi alarm
karena peninggian suara
mesin, sianosis tidak ada.
Rencana tindakan :
• Kaji dengan ketat (tiap 15
menit) kelancaran jalan
napas. Obstruksi dapat
disebabkan pengumpulan
sputum, perdarahan,
bronchospasme atau
masalah terhadap tube.
• Evaluasi pergerakan
dada dan auskultasi dada
(tiap 1 jam ). Pergerakan
yang simetris dan suara
napas yang bersih indikasi
pemasangan tube yang
tepat dan tidak adanya
penumpukan sputum.
• Lakukan pengisapan
lendir dengan waktu
kurang dari 15 detik bila
sputum banyak.
Pengisapan lendir tidak
selalu rutin dan waktu
harus dibatasi untuk
mencegah hipoksia.
• Lakukan fisioterapi dada
setiap 2 jam.
Meningkatkan ventilasi
untuk semua bagian paru
dan memberikan
kelancaran aliran serta
pelepasan sputum.
c. Gangguan perfusi
jaringan otak sehubungan
dengan udem otak
Tujuan : Mempertahankan
dan memperbaiki tingkat
kesadaran fungsi motorik.
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital stabil,
tidak ada peningkatan
intrakranial.
Rencana tindakan :
• Monitor dan catat status
neurologis dengan
menggunakan metode
GCS. Refleks membuka
mata menentukan
pemulihan tingkat
kesadaran.
• Reaksi pupil digerakan
oleh saraf kranial oculus
motorius dan untuk
menentukan refleks
batang otak.
• Monitor tanda-tanda vital
tiap 30 menit.
• Pertahankan posisi
kepala yang sejajar dan
tidak menekan.
• Hindari batuk yang
berlebihan, muntah,
mengedan, pertahankan
pengukuran urin dan
hindari konstipasi yang
berkepanjangan.
• Observasi kejang dan
lindungi pasien dari cedera
akibat kejang.
• Berikan oksigen sesuai
dengan kondisi pasien.
• Berikan obat-obatan
yang diindikasikan dengan
tepat dan benar
(kolaborasi).
d. Keterbatasan aktifitas
sehubungan dengan
penurunan kesadaran
(soporos - coma)
Tujuan :Kebutuhan dasar
pasien dapat terpenuhi
secara adekuat.
Kriteria hasil :
Kebersihan terjaga,
kebersihan lingkungan
terjaga, nutrisi terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan,
oksigen adekuat.
Rencana Tindakan :
• Berikan penjelasan tiap
kali melakukan tindakan
pada pasien.
• Beri bantuan untuk
memenuhi kebersihan
diri.
• Berikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi dan cairan.
• Jelaskan pada keluarga
tindakan yang dapat
dilakukan untuk menjaga
lingkungan yang aman
dan bersih.
• Berikan bantuan untuk
memenuhi kebersihan
dan keamanan
lingkungan.
e. Kecemasan keluarga
sehubungan keadaan
yang kritis pada pasien.
Tujuan : Kecemasan
keluarga dapat berkurang
Kriteri evaluasi :
Ekspresi wajah tidak
menunjang adanya
kecemasan
Keluarga mengerti cara
berhubungan dengan
pasien
Pengetahuan keluarga
mengenai keadaan,
pengobatan dan tindakan
meningkat.
Rencana tindakan :
• Bina hubungan saling
percaya.
• Beri penjelasan tentang
semua prosedur dan
tindakan yang akan
dilakukan pada pasien.
• Berikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertemu dengan klien.
• Berikan dorongan
spiritual untuk keluarga.
f. Resiko tinggi gangguan
integritas kulit
sehubungan dengan
immobilisasi, tidak
adekuatnya sirkulasi
perifer.
Tujuan : Gangguan
integritas kulit tidak terjadi
Rencana tindakan :
• Kaji fungsi motorik dan
sensorik pasien dan
sirkulasi perifer untuk
menetapkan kemungkinan
terjadinya lecet pada kulit.
• Kaji kulit pasien setiap 8
jam : palpasi pada daerah
yang tertekan.
• Berikan posisi dalam
sikap anatomi dan
gunakan tempat kaki
untuk daerah yang
menonjol.
• Ganti posisi pasien setiap
2 jam
• Pertahankan kebersihan
dan kekeringan pasien :
keadaan lembab akan
memudahkan terjadinya
kerusakan kulit.
• Massage dengan lembut
di atas daerah yang
menonjol setiap 2 jam
sekali.
• Pertahankan alat-alat
tenun tetap bersih dan
tegang.
• Kaji daerah kulit yang
lecet untuk adanya
eritema, keluar cairan
setiap 8 jam.
• Berikan perawatan kulit
pada daerah yang rusak /
lecet setiap 4 - 8 jam
dengan menggunakan
H2O2.
PlayNow adalah tempat membeli berbagai pernak-pernik ponsel SE diinternet. Ternyata ada cara mendownload file di sana secara gratis, tanpa membeli. Caranya:
1. Buka Opera Mini Mod lalu di minimize
2. Buka Menu> PlayNow. Pilih item yang akan didownload
3. Pilihlah Buy idr
4. Copy url halaman itu dengan cara More> Tool> Add Bookmark> Address. Anda copy isi url lewat More> Copy All (step diatas berfungsi untuk mendeteksi handset yang anda pakai)
5. Switch ke app Opera Mini Mod 3.12 laku pastekan alamat yang sudah di copy tadi
6. Lalu pilih buy by sms
7. Lalu download file yang berupa jad.do tersebut misal game signed. jad. Lewat download manager. ingat!!! untuk mendownload file jad.do ini anda tidak boleh keluar dari Opera Mini Mod 3.12
8. Jika sudah mendownload. buka file manager Opera Mini Mod tersebut dan cari dimana anda simpan file jad.do
9. Bukalah file jad.do dengan teks Iso/ windows
10. Pilih menu edit. Copylah url ja dengan mark & copy yang ada di ponsel biasanya berupa (... jar.dm)
11. Jika sudah anda copy, kembali ke homepage kemenu utama
12. Minimize lagi Opera Mini Mod tersebut lalu open alamat yang sudah anda copy tadi di browser hp. Kalau bisa mendownload berarti anda sukses. Tetapi jika tidak bìsa dan meminta username & password berarti anda belum beruntung
13. Ingat tidak semua file bisa terdownload
* Jika diminta mengisi username & password coba clear cookie, cache dan history pada browser hp. mungkin akan berhasil.
SELAMAT MENCOBA!!
0
aED-
Dloader
v4.4.3
Applikasi
Gratis
dan
sangat
berguna bagi kamu yang
suka download file dari
rapidshare.com atau
rapidshare.de. Hanya
dengan memasukkan link
download rapidshare ke
dalam aplikasi ini,
kemudian file tersebut
akan otomatis
terdownload ke ponsel
kamu, tidak perlu repot2
mengujungi website
rapidshare.com melalui
ponsel, sehingga bisa
menghemat biaya koneksi
internet dari handphone
dan mempersingkat
waktu loading. aED-
Dloader v4.4.3 juga sudah
dilengkapi dengan fitur
baru yang dapat
digunakan untuk
download file dari
mediafire.
Fitur
- Auto Resume
Jika koneksi internet kamu
terputus, kamu dapat
melanjutkan download
tampa harus mengulang
dari awal.
- Resume Anytime
Kamu dapat melakukan
download, stop
download, resume
download, dan dapat
memilih file mana yang
akan di prioritaskan untuk
didownload terlebih
dahulu.
- Last Download
Semua link download
akan tersimpan di cell
phone kamu, sehingga
memudahkan kamu
untuk mendownload
kembali file tersebut
dikemudian hari.
Software ini kompatible
dengan semua jenis
ponsel CLDC 1.0 / MIDP
2.0 dan OM MOD 2.06.
Telah ditest pada:
Nokia : N73, N70, 6300,
6500, N82, 6682, 6600,
6630, 5310, 3310
Sony Ericsson : K800
Kalo ada yang udah test di
ponsel jenis laen, mohon
bagi2 informasi nya di
comments yach.
Apakah Anda ingin mendownload sekelompok video gratis untuk handphone Anda? Teknik ini akan menunjukkan cara menggunakan pencarian Google untuk menemukan banyak sekali direktori terbuka yang berisi video ponsel yang gratis, bukan p2p atau torrents yang diperlukan. Mulai koleksi video Anda dari koleksi terbuka dari orang lain. Kali ini kita akan menggunakan Google search untuk mencari direktori terbuka orang-orang yang memiliki video 3gp. Ini adalah format video yang umum digunakan untuk melihat video pada ponsel.
> Buka Direktori file 3gp:
Google:-inurl:htm-inurl:htm-inurl:asp intitle: ''index of''3gp
> Pencarian khusus untuk file 3gp:
Google:filetype:3gp inurl:3gp
Sekarang pencarian ini hampir kurang bagus karena sangat banyak file-file yang tidak berguna... Trik disini adalah file type dan filter google inurl yang mengatakan hanya untuk menyertakan file video ini dalam pencarian Anda. Dengan meninggalkan filter ini di tempat, Anda dapat menambahkan istilah pencarian yang lebih banyak untuk mempersempit pencarian Anda. Misalnya, untuk mencari file video 3gp yang berhubungan dengan rock...
Google:filetype:3gp inurl:3gp rock
Selamat mencoba...
Pada opmin v3 dan 5 trick sudah tidak berguna, karna sudh memiliki fitur copas sendiri, tapi bagaimana kalau opmin 4.2 yang tidak di dukung fitur copas (copy/paste) full sebuah halaman web/blog dengan opmin 4.2?
Trick sebagai berikut:
> Masuk ke alamat ini--> http://menneisyys.s156.eatj.com/
> Setelah itu muncul halaman baru
> Klik kotak isian dan klik pilihan creat search dan save
> Setelah itu cari halaman blog/web yang artikel halamannya mau kalian copas (copy paste)
> Setelah kalian mendapatkan halamannya klik pilihan enter adress/page information
> Catat/copy alamat urlnya. Setelah semua sudah siap, berikut tutorialnya:
> Pada opera mini klik search atau tekan (# : 9)
> Pilih search engine yang kalian tadi save
> Klik dan masukkan URL yang telah kalian dapatkan tadi
> Klik ok/yes
> Setelah itu kalian akan dibawa ke halaman URL yang tadi kalian masukkan, pastinya yang tampil bukan berupa sebuah halaman web
> Silahkan kalian copas artikel yang mau kalian ambil
> Copy terus save ke catatan/ catatan aktif di hp anda
> Selesai
Semoga berguna dan bermanfaat..
0
Jika kita sering berselancar
di dunia maya,tentunya
sudah tidak asing lagi
dengan situs-situs file
sharing layaknya seperti
4Shared, Mediafire,
Rapidshare, Plunder.com,
dll.
Disana kita bisa berbagi &
mendownload file apa
saja yg tersedia, seperti
music, video, aneka
software buat komputer &
ponsel, atau file-file apa aja
bisa kita upload disana.
Jika anda menggunakan
komputer, tentunya anda
tidak akan kesulitan untuk
mendownload file-file di
situs tersebut, akan tetapi
jika anda menggunakan
ponsel tentunya anda
akan kesulitan pada waktu
mau mendownload d
situs tersebut, karna link
downloadnya tidak
muncul-muncul, terlebih
jika anda menggunakan
aplikasi dari fihak ketiga
seperti opera mini
ataupun aplikasi lainya.
Maka, anda harus
menggunakan aplikasi dari
fihak ketiga buatan aED
yang bernama aED-
DLoader. Adapun cara
penggunaanya pun
sangat mudah, anda
tinggal mengcopy link
pada halaman download
di situs-situs file sharing
tadi, lalu paste pada
aplikasi aED-DLoader tadi
dan pilih tombol next
maka berjalanlah proses
downloadnya.
Dan perlu anda ketahui,
bahwa aplikasi tersebut
tidak hanya untuk
mendownload di situs-
situs yang saya sebutkan
tadi, melainkan dari segala
situs dan file yang ada.
Dan hebatnya lagi, anda
bisa menambahkan host
atau trick buat download
gratis tanpa dikenakan
biaya internet dengan cara
memasukan kode-kode
host tadi.
Sangat mudah kan, tapi
perlu anda ketahui, tidak
semua ponsel support
dengan aED-DLoader, ada
beberapa jenis ponsel
yang tidak support untuk
menggunakan aplikasi
tersebut, yaitu ponsel
yang belum mempunyai
sistem Java J2me
MIDP-2.0, atau ponsel
yang belum support
untuk read user data atau
write user data melalui
aplikasi.
Anda bisa mencari
aplikasi
aED-DLoader.zip di google..
Extract file zip tersebut lalu
pilih file aED-DLoader.jar .
transfer file tersebut ke
ponsel,lalu install dan
jalankan.
Buat anda yang
suka internetan, tentunya
sudah tidak asing lagi
dengan yang namanya
chating, ya begitu banyak
layanan jasa yang
menyediakan ruang
chating bagi anda bahkan
kini sudah banyak yang
menyediakan layanan
chating dengan satu
aplikasi akan tetapi anda
bisa terhubung dengan
komunitas instant
messenger anda lainya.
Kali ini saya ingin
membahas salah satu
layanan tersebut, tapi
yang biasa digunakan
untuk ponsel, yaitu MIG33.
Mungkin anda sekarang
sudah tidak asing lagi
dengan nama tersebut,
sebenarnya MIG33 sudah
ada sejak beberapa tahun
yang lalu, sedangkan aku
pun sudah
menggunakannya sejak
beberapa tahun yang lalu,
dahulu kita cuma bisa
menggunakan MIG33
hanya untuk chating &
juga terhubung dengan
layanan IM lainnya seperti
YAHOO MESSENGER,
GOOGLE TALK, dan MSN.
Akan tetapi seiring
berjalannya waktu,
sekarang MIG33 pun
sudah semakin lengkap &
sudah memiliki fasilitas
update status anda & anda
juga bisa terhubung
dengan layanan IM lainnya
dan sekarang pula MIG33
yg versi baru yakni V.4.20
sudah bisa terhubung
dengan FACEBOOK,
makin asyik bukan?
Gambar
Anda bisa terhubung
dengan teman-teman
anda & anda juga bisa
mencari juataan teman
baru dari seluruh dunia
sampai pelosok-pelosok
negara, selain itu ada
game-game online yang
menarik yang bisa anda
mainkan sambil anda
chatting. Dan perlu anda
ketahui kini sudah ada
jutaan orang di indonesia
yang telah menggunakan
layanan MIG33, bahkan
jauh sebelum FACEBOOK
merajalela, sebenarnya
MIG33 lah yang tenar lebih
dahulu. tentunya anda
juga tidak mau
ketinggalan kan?
Download
MIG33 version 4.20.jar
MIG33 version 4.20.jad
untuk ponsel anda, tapi
perlu di ingat, ponsel anda
harus yang sudah
support dengan java
j2me.
Dan jika anda pengguna
komputer, anda
memerlukan sebuah java
emulator layaknya sjboy,
download
SJBOY JAVA EMULATOR
atau anda juga bisa
chating secara ONLINE
dengan mengunjungi
WEBSITES dari MIG33
yaitu www.mig33.com
Sekarang, mainkanlah jari
anda sambil terhubung
dengan teman-teman
anda di seluruh dunia
dengan MIG33, eits.... Tapi
inget yah, jangan sampai
anda lupa waktu, konon
katanya MIG33 ini bisa
bikin orang ketagihan
sampai lupa waktu loh,
wkwkwkwkwk.....
Anda penasaran????? Coba
saja sendiri dan buktikan.