• Feed RSS

Pages

0
A. Defenisi
Sinonimnya adalah batu
empedu, gallstones,
biliary calculus. Istilah
kolelitiasis dimaksudkan
untuk pembentukan batu
di dalam kandung
empedu. Batu kandung
empedu merupakan
gabungan beberapa unsur
yang membentuk suatu
material mirip batu yang
terbentuk di dalam
kandung empedu.
B. Klasifikasi
Menurut gambaran
makroskopis dan
komposisi kimianya, batu
empedu di golongkankan
atas 3 (tiga) golongan :
1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal
atau mulberry dan
mengandung lebih dari
70% kolesterol.
2. Batu kalsium bilirubinan
(pigmen coklat)
Berwarna coklat atau
coklat tua, lunak, mudah
dihancurkan dan
mengandung kalsium-
bilirubinat sebagai
komponen utama.
3. Batu pigmen hitam.
Berwarna hitam atau
hitam kecoklatan, tidak
berbentuk, seperti bubuk
dan kaya akan sisa zat
hitam yang tak
terekstraksi.
C. Epidemiologi
Insiden kolelitiasis di
negara barat adalah 20%
dan banyak menyerang
orang dewasa dan usia
lanjut. Angka kejadian di
Indonesia di duga tidak
berbeda jauh dengan
angka di negara lain di
Asia Tenggara dan sejak
tahu 1980-an agaknya
berkaitan erat dengan cara
diagnosis dengan
ultrasonografi.
D. Faktor Resiko
Kolelitiasis dapat terjadi
dengan atau tanpa faktor
resiko dibawah ini.
Namun, semakin banyak
faktor resiko yang dimiliki
seseorang, semakin besar
kemungkinan untuk
terjadinya kolelitiasis.
Faktor resiko tersebut
antara lain :
1. Jenis Kelamin.
Wanita mempunyai resiko
3 kali lipat untuk terkena
kolelitiasis dibandingkan
dengan pria. Ini
dikarenakan oleh hormon
esterogen berpengaruh
terhadap peningkatan
eskresi kolesterol oleh
kandung empedu.
Kehamilan, yang
menigkatkan kadar
esterogen juga
meningkatkan resiko
terkena kolelitiasis.
Penggunaan pil
kontrasepsi dan terapi
hormon (esterogen) dapat
meningkatkan kolesterol
dalam kandung empedu
dan penurunan aktivitas
pengosongan kandung
empedu.
2. Usia.
Resiko untuk terkena
kolelitiasis meningkat
sejalan dengan
bertambahnya usia.
Orang dengan usia > 60
tahun lebih cenderung
untuk terkena kolelitiasis
dibandingkan dengan
orang degan usia yang
lebih muda.
3. Berat badan (BMI).
Orang dengan Body Mass
Index (BMI) tinggi,
mempunyai resiko lebih
tinggi untuk terjadi
kolelitiasis. Ini karenakan
dengan tingginya BMI
maka kadar kolesterol
dalam kandung empedu
pun tinggi, dan juga
mengurasi garam
empedu serta
mengurangi kontraksi/
pengosongan kandung
empedu.
4. Makanan.
Intake rendah klorida,
kehilangan berat badan
yang cepat (seperti setelah
operasi gatrointestinal)
mengakibatkan gangguan
terhadap unsur kimia dari
empedu dan dapat
menyebabkan penurunan
kontraksi kandung
empedu.
5. Riwayat keluarga.
Orang dengan riwayat
keluarga kolelitiasis
mempunyai resiko lebih
besar dibandingn dengan
tanpa riwayat keluarga.
6. Aktifitas fisik.
Kurangnya aktifitas fisik
berhungan dengan
peningkatan resiko
terjadinya kolelitiasis. Ini
mungkin disebabkan oleh
kandung empedu lebih
sedikit berkontraksi.
7. Penyakit usus halus.
Penyakit yang dilaporkan
berhubungan dengan
kolelitiasis adalah crohn
disease, diabetes, anemia
sel sabit, trauma, dan ileus
paralitik.
8. Nutrisi intravena jangka
lama.
Nutrisi intravena jangka
lama mengakibatkan
kandung empedu tidak
terstimulasi untuk
berkontraksi, karena tidak
ada makanan/ nutrisi
yang melewati intestinal.
Sehingga resiko untuk
terbentuknya batu
menjadi meningkat dalam
kandung empedu.
E. ANATOMI
Kandung empedu ( Vesica
fellea) adalah kantong
berbentuk buah pear yang
terletak pada permukaan
visceral hepar. Vesica
fellea dibagi menjadi
fundus, corpus dan
collum. Fundus berbentuk
bulat dan biasanya
menonjol dibawah pinggir
inferior hepar, dimana
fundus berhubungan
dengan dinding anterior
abdomen setinggi ujung
rawan costa IX kanan.
Corpus bersentuhan
dengan permukaan
visceral hati dan arahnya
keatas, belakang dan kiri.
Collum dilanjutkan sebagai
duktus cysticus yang
berjalan dalam omentum
minus untuk bersatu
dengan sisi kanan ductus
hepaticus comunis
membentuk duktus
koledokus. Peritoneum
mengelilingi fundus vesica
fellea dengan sempurna
menghubungkan corpus
dan collum dengan
permukaan visceral hati.
Pembuluh arteri kandung
empedu adalah a. cystica,
cabang a. hepatica kanan.
V. cystica mengalirkan
darah lengsung kedalam
vena porta. Sejumlah
arteri yang sangat kecil
dan vena – vena juga
berjalan antara hati dan
kandung empedu.
Pembuluh limfe berjalan
menuju ke nodi
lymphatici cysticae yang
terletak dekat collum
vesica fellea. Dari sini,
pembuluh limfe berjalan
melalui nodi lymphatici
hepaticum sepanjang
perjalanan a. hepatica
menuju ke nodi
lymphatici coeliacus. Saraf
yang menuju kekandung
empedu berasal dari
plexus coeliacus.
F. FISIOLOGI SALURAN
EMPEDU
Vesica fellea berperan
sebagai resevoir empedu
dengan kapasitas sekitar
50 ml. Vesica fellea
mempunya kemampuan
memekatkan empedu.
Dan untuk membantu
proses ini, mukosanya
mempunyai lipatan –
lipatan permanen yang
satu sama lain saling
berhubungan. Sehingga
permukaanya tampak
seperti sarang tawon. Sel-
sel thorak yang
membatasinya juga
mempunyai banyak
mikrovilli.5
Empedu dibentuk oleh sel-
sel hati ditampung di
dalam kanalikuli.
Kemudian disalurkan ke
duktus biliaris terminalis
yang terletak di dalam
septum interlobaris.
Saluran ini kemudian
keluar dari hati sebagai
duktus hepatikus kanan
dan kiri. Kemudian
keduanya membentuk
duktus biliaris komunis.
Pada saluran ini sebelum
mencapai doudenum
terdapat cabang ke
kandung empedu yaitu
duktus sistikus yang
berfungsi sebagai tempat
penyimpanan empedu
sebelum disalurkan ke
duodenum.
PENGOSONGAN
KANDUNG EMPEDU
Empedu dialirkan sebagai
akibat kontraksi dan
pengosongan parsial
kandung empedu.
Mekanisme ini diawali
dengan masuknya
makanan berlemak
kedalam duodenum.
Lemak menyebabkan
pengeluaran hormon
kolesistokinin dari mukosa
duodenum, hormon
kemudian masuk kedalam
darah, menyebabkan
kandung empedu
berkontraksi. Pada saat
yang sama, otot polos
yang terletak pada ujung
distal duktus coledokus
dan ampula relaksasi,
sehingga memungkinkan
masuknya empedu yang
kental ke dalam
duodenum. Garam –
garam empedu dalam
cairan empedu penting
untuk emulsifikasi lemak
dalam usus halus dan
membantu pencernaan
dan absorbsi lemak.
Proses koordinasi kedua
aktifitas ini disebabkan
oleh dua hal yaitu :
Hormonal :
Zat lemak yang terdapat
pada makanan setelah
sampai duodenum akan
merangsang mukosa
sehingga hormon
Cholecystokinin akan
terlepas. Hormon ini yang
paling besar peranannya
dalam kontraksi kandung
empedu.
Neurogen :
Stimulasi vagal yang
berhubungan dengan fase
Cephalik dari sekresi cairan
lambung atau dengan
refleks intestino-intestinal
akan menyebabkan
kontraksi dari kandung
empedu.
Rangsangan langsung dari
makanan yang masuk
sampai ke duodenum dan
mengenai Sphincter Oddi.
Sehingga pada keadaan
dimana kandung empedu
lumpuh, cairan empedu
akan tetap keluar
walaupun sedikit.
Pengosongan empedu
yang lambat akibat
gangguan neurologis
maupun hormonal
memegang peran penting
dalam perkembangan inti
batu.
KOMPOSISI CAIRAN
EMPEDU
Komposisi Cairan Empedu
Komponen Dari Hati Dari
Kandung Empedu
Air 97,5 gm % 95 gm %
Garam Empedu 1,1 gm %
6 gm %
Bilirubin 0,04 gm % 0,3
gm %
Kolesterol 0,1 gm % 0,3 –
0,9 gm %
Asam Lemak 0,12 gm %
0,3 – 1,2 gm %
Lecithin 0,04 gm % 0,3
gm %
Elektrolit - -
1. Garam Empedu
Asam empedu berasal
dari kolesterol. Asam
empedu dari hati ada dua
macam yaitu : Asam
Deoxycholat dan Asam
Cholat.
Fungsi garam empedu
adalah :
o Menurunkan tegangan
permukaan dari partikel
lemak yang terdapat
dalam makanan, sehingga
partikel lemak yang besar
dapat dipecah menjadi
partikel-partikel kecil untuk
dapat dicerna lebih lanjut.
o Membantu absorbsi
asam lemak,
monoglycerid, kolesterol
dan vitamin yang larut
dalam lemak
Garam empedu yang
masuk ke dalam lumen
usus oleh kerja kuman-
kuman usus dirubah
menjadi deoxycholat dan
lithocholat. Sebagian besar
(90 %) garam empedu
dalam lumen usus akan
diabsorbsi kembali oleh
mukosa usus sedangkan
sisanya akan dikeluarkan
bersama feses dalam
bentuk lithocholat.
Absorbsi garam empedu
tersebut terjadi disegmen
distal dari ilium. Sehingga
bila ada gangguan pada
daerah tersebut misalnya
oleh karena radang atau
reseksi maka absorbsi
garam empedu akan
terganggu.
2. Bilirubin
Hemoglobin yang terlepas
dari eritrosit akan pecah
menjadi heme dan globin.
Heme bersatu
membentuk rantai dengan
empat inti pyrole menjadi
bilverdin yang segera
berubah menjadi bilirubin
bebas. Zat ini di dalam
plasma terikat erat oleh
albumin. Sebagian
bilirubin bebas diikat oleh
zat lain (konjugasi) yaitu
80 % oleh glukuronide.
Bila terjadi pemecahan sel
darah merah berlebihan
misalnya pada malaria
maka bilirubin yang
terbentuk sangat banyak.
G. PATOGENESIS
BENTUKAN BATU
EMPEDU
Avni Sali tahun 1984
membagi batu empedu
berdasarkan komponen
yang terbesar yang
terkandung di dalamnya.
Hal ini sesuai dengan
pembagian dari Tetsuo
Maki tahun 1995 sebagai
berikut :
1. Batu kolesterol dimana
paling sedikit 50 % adalah
kolesterol. Ini bisa berupa
sebagai :
Batu Kolesterol Murni
Batu Kombinasi
Batu Campuran (Mixed
Stone)
2. Batu bilirubin dimana
garam bilirubin kadarnya
paling banyak, kadar
kolesterolnya paling
banyak 25 %. Bisa berupa
sebagai :
Batu Ca bilirubinat atau
batu pigmen calsium
Batu pigmen murni
3. Batu empedu lain yang
jarang
Sebagian ahli lain
membagi batu empedu
menjadi :
Batu Kolesterol
Batu Campuran (Mixed
Stone)
Batu Pigmen.3
Pengertian
Hematemesis adalah
muntah darah dan
melena adalah
pengeluaran faeses atau
tinja yang berwarna hitam
seperti ter yang
disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran
makan bagian atas.
Warna hematemesis
tergantung pada lamanya
hubungan atau kontak
antara drah dengan asam
lambung dan besar
kecilnya perdarahan,
sehingga dapat berwarna
seperti kopi atau kemerah-
merahan dan bergumpal-
gumpal.
Biasanya terjadi
hematemesis bila ada
perdarahan di daerah
proksimal jejunun dan
melena dapat terjadi
tersendiri atau bersama-
sama dengan
hematemesis. Paling
sedikit terjadi perdarahan
sebanyak 50-100 ml, baru
dijumpai keadaan melena.
Banyaknya darah yang
keluar selama
hematemesis atau
melena sulit dipakai
sebagai patokan untuk
menduga besar kecilnya
perdarahan saluran
makan bagian atas.
Hematemesis dan
melena merupakan
suatu keadaan yang
gawat dan memerlukan
perawatan segera di
rumah sakit.
Penyebab perdarahan
saluran makan bagian
atas
Kelainan esofagus: varise,
esofagitis, keganasan.
Kelainan lambung dan
duodenum: tukak
lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain.
Penyakit darah: leukemia,
DIC (disseminated
intravascular coagulation),
purpura trombositopenia
dan lain-lain.
Penyakit sistemik lainnya:
uremik, dan lain-lain.
Pemakaian obat-obatan
yang ulserogenik:
golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol,
dan lai-lain.
Penting sekali menentukan
penyebab dan tempat asal
perdarahan saluran
makan bagian atas, karena
terdapat perbedaan usaha
penanggulangan setiap
macam perdarahan
saluran makan bagian
atas. Penyebab
perdarahan saluran
makan bagian atas yang
terbanyak dijumpai di
Indonesia adalah
pecahnya varises
esofagus dengan rata-rata
45-50 % seluruh
perdarahan saluran
makan bagian atas (Hilmy
1971: 58 %)
Diagnosis
Anamnesis,
Pemeriksaan Fisik dan
Laboratorium
Dilakukan anmnesis yang
teliti dan bila keadaan
umum penderita lamah
atau kesadaran menurun
maka dapat diambil
aloanamnesis. Perlu
ditanyakan riwayat
penyakit dahulu, misalnya
hepatitis, penyakit hati
menahun, alkoholisme,
penyakit lambung,
pemakaian obat-obat
ulserogenik dan penyakit
darah seperti: leukemia
dan lain-lain. Biasanya
pada perdarahan saluran
makan bagian atas yang
disebabkan pecahnya
varises esofagus tidak
dijumpai adanya keluhan
rasa nyeri atau pedih di
daerah epigastrium dan
gejala hematemesis
timbul secara mendadak.
Dari hasil anamnesis
sudah dapat diperkirakan
jumlah perdarahan yang
keluar dengan memakai
takara yang praktis seperti
berapa gelas, berapa
kaleng dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik
penderita perdarahan
saluran makan bagian atas
yang perlu diperhatikan
adalah keadaan umum,
kesadaran, nadi, tekanan
darah, tanda-tanda
anemia dan gejala-gejala
hipovolemik agar dengan
segera diketahui keadaan
yang lebih serius seperti
adanya rejatan atau
kegagalan fungsi hati.
Disamping itu dicari
tanda-tanda hipertensi
portal dan sirosis hepatis,
seperti spider naevi,
ginekomasti, eritema
palmaris, caput medusae,
adanya kolateral, asites,
hepatosplenomegali dan
edema tungkai.
Pemeriksaan laboratorium
seperti kadar hemoglobin,
hematokrit, leukosit,
sediaan darah hapus,
golongan darah dan uji
fungsi hati segera
dilakukan secara berkala
untuk dapat mengikuti
perkembangan penderita.
Pemeriksaan
Radiologik
Pemeriksaan radiologik
dilakukan dengan
pemeriksaan
esofagogram untuk
daerah esofagus dan
diteruskan dengan
pemeriksaan double
contrast pada lambung
dan duodenum.
emeriksaan tersebut
dilakukan pada berbagai
posisi terutama pada
daerah 1/3 distal esofagus,
kardia dan fundus
lambung untuk mencari
ada/tidaknya varises.
Untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan,
dianjurkan pemeriksaan
radiologik ini sedini
mungkin, dan sebaiknya
segera setelah
hematemesis berhenti.
Pemeriksaan
endoskopik
Dengan adanya berbagai
macam tipe
fiberendoskop, maka
pemeriksaan secara
endoskopik menjadi
sangat penting untuk
menentukan dengan tepat
tempat asal dan sumber
perdarahan. Keuntungan
lain dari pemeriksaan
endoskopik adalah dapat
dilakukan pengambilan
foto untuk dokumentasi,
aspirasi cairan, dan biopsi
untuk pemeriksaan
sitopatologik. Pada
perdarahan saluran
makan bagian atas yang
sedang berlangsung,
pemeriksaan endoskopik
dapat dilakukan secara
darurat atau sedini
mungkin setelah
hematemesis berhenti.
Pemeriksaan
ultrasonografi dan
scanning hati
Pemeriksaan dengan
ultrasonografi atau
scanning hati dapat
mendeteksi penyakit hati
kronik seperti sirosis hati
yang mungkin sebagai
penyebab perdarahan
saluran makan bagian
atas. Pemeriksaan ini
memerlukan peralatan
dan tenaga khusus yang
sampai sekarang hanya
terdapat dikota besar saja.
Terapi
Pengobatan penderita
perdarahan saluran
makan bagian atas harus
sedini mungkin dan
sebaiknya diraat di rumah
sakit untuk mendapatkan
pengawasan yang teliti
dan pertolongan yang
lebih baik. Pengobatan
penderita perdarahan
saluran makan bagian atas
meliputi :
1. Pengawasan dan
pengobatan umum
Penderita harus
diistirahatkan mutlak,
obat-obat yang
menimbulkan efek sedatif
morfin, meperidin dan
paraldehid sebaiknya
dihindarkan.
Penderita dipuasakan
selama perdarahan masih
berlangsung dan bila
perdarahan berhenti dapat
diberikan makanan cair.
Infus cairan langsung
dipasang dan diberilan
larutan garam fisiologis
selama belum tersedia
darah.
Pengawasan terhadap
tekanan darah, nadi,
kesadaran penderita dan
bila perlu dipasang CVP
monitor.
Pemeriksaan kadar
hemoglobin dan
hematokrit perlu dilakukan
untuk mengikuti keadaan
perdarahan.
Transfusi darah diperlukan
untuk menggati darah
yang hilang dan
mempertahankan kadar
hemoglobin 50-70 %
harga normal.
Pemberian obat-obatan
hemostatik seperti vitamin
K, 4 x 10 mg/hari,
karbasokrom (Adona AC),
antasida dan golongan H2
reseptor antagonis
(simetidin atau ranitidin)
berguna untuk
menanggulangi
perdarahan.
Dilakukan klisma atau
lavemen dengan air biasa
disertai pemberian
antibiotika yang tidak
diserap oleh usus, sebagai
tindadakan sterilisasi usus.
Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah
terjadinya peningkatan
produksi amoniak oleh
bakteri usus, dan ini dapat
menimbulkan ensefalopati
hepatik.
2. Pemasangan pipa naso-
gastrik
Tujuan pemasangan pipa
naso gastrik adalah untuk
aspirasi cairan lambung,
lavage (kumbah lambung)
dengan air , dan
pemberian obat-obatan.
Pemberian air pada
kumbah lambung akan
menyebabkan
vasokontriksi lokal
sehingga diharapkan
terjadi penurunan aliran
darah di mukosa
lambung, dengan
demikian perdarahan akan
berhenti. Kumbah
lambung ini akan
dilakukan berulang kali
memakai air sebanyak
100- 150 ml sampai cairan
aspirasi berwarna jernih
dan bila perlu tindakan ini
dapat diulang setiap 1-2
jam. Pemeriksaan
endoskopi dapat segera
dilakukan setelah cairan
aspirasi lambung sudah
jernih.
3. Pemberian pitresin
(vasopresin)
Pitresin mempunyai efek
vasokoktriksi, pada
pemberian pitresin per
infus akan mengakibatkan
kontriksi pembuluh darah
dan splanknikus sehingga
menurunkan tekanan
vena porta, dengan
demikian diharapkan
perdarahan varises dapat
berhenti. Perlu diingat
bahwa pitresin dapat
menrangsang otot polos
sehingga dapat terjadi
vasokontriksi koroner,
karena itu harus berhati-
hati dengan pemakaian
obat tersebut terutama
pada penderita penyakit
jantung iskemik. Karena
itu perlu pemeriksaan
elektrokardiogram dan
anamnesis terhadap
kemungkinan adanya
penyakit jantung koroner/
iskemik.
4. Pemasangan balon SB
Tube
Dilakukan pemasangan
balon SB tube untuk
penderita perdarahan
akibat pecahnya varises.
Sebaiknya pemasangan
SB tube dilakukan sesudah
penderita tenang dan
kooperatif, sehingga
penderita dapat diberitahu
dan dijelaskan makna
pemakaian alat tersebut,
cara pemasangannya dan
kemungkinan kerja ikutan
yang dapat timbul pada
waktu dan selama
pemasangan.
5. Beberapa peneliti
mendapatkan hasil yang
baik dengan pemakaian
SB tube ini dalam
menanggulangi
perdarahan saluran
makan bagian atas akibat
pecahnya varises
esofagus. Komplikasi
pemasangan SB tube
yang berat seperti laserasi
dan ruptur esofagus,
obstruksi jalan napas tidak
pernah dijumpai.
6. Pemakaian bahan sklerotik
Bahan sklerotik sodium
morrhuate 5 % sebanyak
5 ml atau sotrdecol 3 %
sebanyak 3 ml dengan
bantuan fiberendoskop
yang fleksibel disuntikan
dipermukaan varises
kemudian ditekan dengan
balon SB tube. Tindakan
ini tidak memerlukan
narkose umum dan dapat
diulang beberapa kali. Cara
pengobatan ini sudah
mulai populer dan
merupakan salah satu
pengobatan yang baru
dalam menanggulangi
perdarahan saluran
makan bagian atas yang
disebabkan pecahnya
varises esofagus.
7. Tindakan operasi
Bila usaha-usaha
penanggulangan
perdarahan diatas
mengalami kegagalan dan
perdarahan tetap
berlangsung, maka dapat
dipikirkan tindakan
operasi . Tindakan operasi
yang basa dilakukan
adalah : ligasi varises
esofagus, transeksi
esofagus, pintasan porto-
kaval.
Operasi efektif dianjurkan
setelah 6 minggu
perdarahan berhenti dan
fungsi hari membaik.
Prognosis
Pada umumnya penderita
dengan perdarahan
saluran makan bagian atas
yang disebabkan
pecahnya varises
esofagus mempunyai faal
hati yang
buruk/.terganggu
sehingga setiap
perdarahan baik besar
maupun kecil
mengakibatkan kegagalan
hati yang berat. Banyak
faktor yang
mempengaruhi prognosis
penderita seperti faktor
umur, kadar Hb, tekanan
darah selama perawatan,
dan lain-lain. Hasil
penelitian Hernomo
menunjukan bahwa
angka kematian penderita
dengan perdarahan
saluran makan bagian atas
dipengaruhi oleh faktor
kadar Hb waktu dirawat,
terjadi/tidaknya
perdarahan ulang,
keadaan hati, seperti
ikterus, encefalopati dan
golongan menurut kriteria
Child.
Mengingat tingginya
angka kematian dan
sukarnya dalam
menanggulangi
perdarahan sakuran
makan bagian atas maka
perlu dipertimbangkan
tindakan yang bersifat
preventif terutama untuk
mencegah terjadinya
sirosis hati.
pengkajian
Hematoemesis dan
Melena
A. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat mengidap :
Penyakit Hepatitis kronis,
cirrochis hepatis,
hepatoma, ulkus
peptikum
2. Kanker saluran
pencernaan bagian atas
3. Riwayat penyakit darah,
misalnya DIC
4. Riwayat penggunaan
obat-obat ulserogenik
5. Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, kebiasaan
makan
B. Pengkajian Umum
1. Intake : anorexia, mual,
muntah, penurunan berat
badan.
2. Eliminasi :
BAB :
konstipasi atau diare,
adakah melena (warna
darah hitam, konsistensi
pekat, jumlahnya)
BAK :
warna gelap, konsistensi
pekat
3. Neurosensori :
adanya penurunan
kesadaran (bingung,
halusinasi, koma).
4. Respirasi :
sesak, dyspnoe, hipoxia
5. Aktifitas :
lemah, lelah, letargi,
penurunan tonus otot
C. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran, tekanan darah,
nadi, temperatur, respirasi
2. Inspeksi :
Mata : conjungtiva (ada
tidaknya anemis)
Mulut : adanya isi
lambung yang bercampur
darah
Ekstremitas : ujung-ujung
jari pucat
Kulit : dingin
3. Auskultasi :
Paru
Jantung : irama cepat atau
lambat
Usus : peristaltik menurun
4. Perkusi :
Abdomen : terdengar
sonor, kembung atau
tidak
Reflek patela : menurun
5. Studi diagnostik
Pemeriksaan darah : Hb,
Ht, RBC, Protrombin,
Fibrinogen, BUN, serum,
amonoiak, albumin.
Pemeriksaan urin : BJ,
warna, kepekatan
Pemeriksaan penunjang :
esophagoscopy,
endoscopy, USG, CT
Scan.
D. Pengkajian Khusus
Pengkajian Kebutuhan
Fisiologis
1. Oksigen
Yang dikaji adalah :
Jumlah serta warna darah
hematemesis.
Warna kecoklatan : darah
dari lambung
kemungkinan masih
tertinggal, potensial
aspirasi.
Posisi tidur klien : untuk
mencegah adanya
muntah masuk ke jalan
nafas, mencegah renjatan.
Tanda-tanda renjatan :
bisa terjadi apabila jumlah
darah > 500 cc dan terjadi
secara kontinyu.
Jumlah perdarahan :
observasi tanda-tanda
hemodinamik yaitu
tekanan darah, nadi,
pernapasan, temperatur.
Biasanya tekanan darah
(sistolik) 110 mmHg,
pernafasan cepat, nadi 110
x/menit, suhu antara 38 -
39 derajat Celcius, kulit
dingin pucat atau cyanosis
pada bibir, ujung-ujung
ekstremitas, sirkulasi
darah ke ginjal berkurang,
menyebabkan urine
berkurang.
2. Cairan
Keadaan yang perlu dikaji
pada klien dengan
hematemesis melena
yang berhubungan
dengan kebutuhan cairan
yaitu jumlah perdarahan
yang terjadi. Jumlah darah
akan menentukan cairan
pengganti.
Dikaji : macam
perdarahan/cara
pengeluaran darah untuk
menentukan lokasi
perdarahan serta jenis
pembuluh darah yang
pecah. Perdarahan yang
terjadi secara tiba-tiba,
warna darah merah
segar, serta keluarnya
secara kontinyu
menggambarkan
perdarahan yang terjadi
pada saluran pencernaan
bagian atas dan terjadi
pecahnya pembuluh
darah arteri. Jika fase
emergency sudah berlalu,
pada fase berikutnya
lakukan pengkajian
terhadap :
Keseimbangan intake
output. Pengkajian ini
dilakukan pada klien
hematemesis melena
yang disebabkan oleh
pecahnya varices
esofagus sebagai akibat
dari cirrochis hepatis yang
sering mengalami asites
dan edema.
Pemberian cairan infus
yang diberikan pada klien.
Output urine dan catat
jumlahnya per 24 jam.
Tanda-tanda dehidrasi
seperti turgor kulit yang
menurun, mata cekung,
jumlah urin yang sedikit.
Untuk klien dengan
hemetemesis melena
sering mengalami
gangguan fungsi ginjal.
3. Nutrisi
Dikaji :
Kemampuan klien untuk
beradaptasi dengan diit : 3
hari I cair selanjutnya
makanan lunak.
Pola makan klien
BB sebelum terjadi
perdarahan
Kebersihan mulut : karena
hemetemesis dan
melena, sisa-sisa
perdarahan dapat menjadi
sumber infeksi yang
menimbulkan
ketidaknyamanan.
4. Temperatur
Klien dengan
hematemesis melena
pada umumnya
mengalami kenaikan
temperatur sekitar 38 - 39
derajat Celcius. Pada
keadaan pre renjatan
temperatur kulit menjadi
dingin sebagai akibat
gangguan sirkulasi.
Penumpukan sisa
perdarahan merupakan
sumber infeksi pada
saluran cerna sehingga
suhu tubuh klien dapat
meningkat. Selain itu
pemberian infus yang
lama juga dapat menjadi
sumber infeksi yang
menyebabkan suhu tubuh
klien meningkat.
5. Eliminasi
Pada klien hematemesis
melena pada umumnya
mengalami gangguan
eliminasi. Yang perlu dikaji
adalah :
Jumlah serta cara
pengeluaran akibat fungsi
ginjal terganggu. Urine
berkurang dan biasanya
dilakukan perawatan tirah
baring.
Defikasi, perlu dicatat
jumlah, warna dan
konsistensinya.
Perlindungan
Latar belakang sosio
ekonomi klien, karena
pada hematemesis
melena perlu dilakukan
beberapa tindakan sebagai
penegakan diagnosa dan
terapi bagi klien.
Kebutuhan Fisik dan
Psiologis
Perlindungan terhadap
bahaya infeksi. Perlu
dikaji : kebersihan diri,
kebersihan lingkungan
klien, kebersihan alat-alat
tenun, mempersiapkan
dan melakukan
pembilasan lambung, cara
pemasangan dan
perawatan pipa lambung,
cara persiapan dan
pemberian injeksi IV atau
IM.
Perlindungan terhadap
bahaya komplikasi :
Kaji persiapan
pemeriksaan endoscopy
(informed concern).
Persiapan yang
berhubungan dengan
pengambilan/pemeriksaan
darah.
Diagnosa Keperawatan
yang Muncul
1. Defisit volume cairan
sehubungan dengan
perdarahan (kehilangan
secara aktif)
2. Potensial gangguan
perfusi jaringan
sehubungan dengan
hipovolemik karena
perdarahan.
3. Tidak efektifnya pola
napas sehubungan
dengan asites dan
menurunnya
pengembangan
diafragma.
4. Potensial inferksi
sehubungan dengan
berkurangnya sel darah
putih.
5. Gangguan rasa nyaman:
nyeri sehubungan dengan
rasa panas/terbakar pada
mukosa lambung dan
rongga mulut. atau
spasme otot dinding
perut.
6. Kurangnya pengetahuan
sehubungan dengan
kurangnya informasi
tentang penyakitnya.
7. Kecemasan sehubungan
dengan penyakitnya.
8. Risiko tinggi terjadinya
gangguan kesadaaran.
Kali ini aku share ''download file di ziddu menggunakan browser HP'' yang barangkali sudah tidak asing lagi buat teman-teman blogger. Berikut langkah-langkahnya:
1. Pastikan ponsel anda sudah di aktifkan GPRS, MMSnya, jika belum jangan harap bisa mendownload apalagi terkoneksi ke jaringan internet.
2. Pada saat ingin mendownload, gunakan browser hp, jangan menggunakan opera mini atau sejenisnya. Anda boleh saja menggunakan aplikasi browser operamini atau lainnya hanya untuk mencopy file yang akan anda download kemudian pastekan di browser bawaan ponsel.
3. Pastekan alamat URL file ziddu di halaman browser hp anda dan tekan ok, untuk menuju proses download, dan perlu di ingat pada saat kita sedang membuka alamat URL file ziddu proses membuka halaman itulah yang sering terjadi secara otomatis yang tampil di layar ponsel tertulis ''jenis file tidak didukung tetap di download?'' maka anda jangan tekan ''ya'' karna isi file kosong, itu hanya tipuan atau anggaplah jebakan, karna proses download yang sebenarnya masih di halaman atau di tahap selanjutnya.
4. Apabila proses membuka halaman link ziddu belum sepenuhnya terbuka atau sampai proses loading belum berhenti, yang harus selalu di perhatikan adalah selalu tekan ''tidak'' pada saat muncul tulisan ''jenis file tidak didukung tetap download?'' karna tulisan ini akan terus muncul berkali-kali pada proses membuka halaman dan akan berhenti apabila halaman benar-benar terbuka semua
5. Pada saat halaman link ziddu sudah benar-benar terbuka semua dan tidak ada lagi tulisan permintaan ''jenis file .....'' maka klik kotak download yang ada di halaman link yang yang ke 2 pun berlangsung, dan pada proses inilah akan kembali terjadi seperti membuka halaman yang pertama, di sarankan untuk tekan ''tidak'' sebelum proses membuka halaman benar-benar terbuka atau loading berhenti.
6. Setelah halaman sudah terbuka semua, masukan kode di kolom yang sudah tersedia dengan huruf kecil semua. Lalu tekan ''download'', tunggu sampai ada tulisan di layar ponsel jenis file tidak didukung tetap download?, lalu anda tekan ''ya'' karna ini adalah proses download file yang sebenarnya.
Selesai... Selamat mencoba..!!
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan
berada di antara 2 struktur tulang yang
bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah
minyak yang sama dengan cairan persendian dan
secara normal jumlahnya memang sedikit.
Bunsitis adalah peradangan pada bursa dapat
disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara
langsung pada persendian atau disebabkan oleh
infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa
subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan
dan bursa radiohumenal, sesuai urutan
kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada
keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan
menjadi bursitis akut adalah terjadi secara
mendadak.. bursitis kronis merupakan akibat dari
serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera
yang berulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bursitis ?
2. Apakah etiologi dari bursitis ?
3. Bagaimanakah tanda dan gejala dari bursitis ?
4. Bagaimanakah pengobatan dari bursitis ?
5. Bagaimanalah pemeriksaan penunjang dari
bursitis ?
6. Bagaimanakah diagnosa banding dari bursitis ?
7. Bagaimanakah WOC dari bursitis ?
8. Bagaimanakah ASKEP dari bursitis ?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Mahasiswa mengetahui definisi bursitis
2. Mahasiswa mengetahui etiologi bursitis
3. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala
bursitis
4. Mahasiswa mengetahui pengobatan bursitis
5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan
penunjang bursitis
6. Mahasiswa mengetahui diagnosa banding
bursitis
7. Mahasiswa mengetahui WOC bursitis
8. Mahasiswa mengetahui ASKEP bursitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi
pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan
tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan
pasti. Bursitis adalah peradangan pada bursa
yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong
datar yang mengandung cairan sinovial, yang
memudahi pergerakan normal dari beberapa
sendi pada otot dan mengurangi gesekan.Bursa
terletak pada sisi yang mengalami gesekan,
terutama di tempat dimana atau otot melewati
tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa
mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika
terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh
cairan. Bursa yang sering terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada
bahu yaitu bursa yang paling penting dalam
tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan
perasaan nyeri akut serta pergerakan yang
terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi
bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid
terutama pada malam hari. Sering kali sekunder
akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi
tanpa di ketahui.
2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan
yang mengeras pada permukaan
metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan
aspirasi cairan pada bagian yang membengkak
dan suntikan kortikosteroid local.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan
tendon Achilles dengan tulang kallaneus
(retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut
dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan
rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada
kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan
suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah
pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak
boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari
risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri
pada daerah tumit. Suntikan local kortikosteroid
dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan
sebagai osteortritis karena dijumpai pada wanita
tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri,
tegang (tender) dan kadang-kadang membengkak
dan terasa panas di daerah lutut bagian medial
inferior, distal garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maid ’s knee dengan
keluhan yang khas pada lutut, yaitu rasa nyeri
sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan
berwarna merah pada bagian anterior lutut
(patela). Penyebab yang paling sering karena lutut
sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan
sinovitis pada lutut yang menimbulkan
pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir
lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku
(tip). Hal ini sering terjadi pada posisi dengan
menggunakan siku atau sering jalan tiarap.
Walaupun inflamasinya jelas tetapi kadang-
kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat
timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat
trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan
memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau
perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.
8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling
kalkanrus yang dapat mengalami inflamasi dan
menimbulkan rasa sakit yaitu :
a. Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior
Achilles.
b. Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior
Achilles
c. Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior
tulang kalkaneus. Bursitis yang berulang-ulang di
tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada
Achilles dan dapat mengakibatkan rupture
tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I,
kelingking dan tumit. Hal ini terutama di sebabkan
ukuran sepatu yang tidak sesuai.
10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang
terpenting yaitu :
a. bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus
medius di trokanter femur, menimbulkan rasa
nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah
trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki
atau lutut. Rasa nyeri istimewa pada malam hari
dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi
internal atau kalau mendapat penekanan di daerah
trokanter tersebut dijumpai otot-otot menegang
kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya
deposit kalsium. Penanggulangan dengan
suntikan local lidocain 1%.
b. Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri
dan tegang di daerah lateral segi tiga skarpa
(daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament
inguinal,
Bursitis digolongkan menjadi 2 :
1. Bursitis akut terjadi secara mendadak.
Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di
daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak
kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang
disebabkan oleh suatu infeksi atau gout
menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah yang
terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
2. Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan
bursitis akut sebelumnya atau cedera yang
berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan
menebak dan di dalamnya terkumpul endapan
kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa
yang telah mengalami kerusakan sangat peka
terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan
pembengkakan bisa membatasi pregerakan,
sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan
menjadi lemah. Serangan bursitis kronis
berlangsung selama beberapa hari sampai
beberapa minggu dan sering kambuh.
B. Etiologi
Penyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi
burnitis dapa disebabkan oleh :
a. Cedera
b. Gout
c. Pseudogout
d. Arthritis rematoid
e. Infeksi.
Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu,
bagian tubuh lainnya yang juga terkena bursitis
adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.
C. Tanda dan Gejala
Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa
pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri.
Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung
membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus
tergantung kepada lokasi bursa yang meradang.
Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita
mengangkat lengannya untuk memakai baju akan
mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
D. Pengobatan
Bursa yang terinfeksi harus dikeringakan dan
diberikan obat antibiotik. Burnitis akut non-
infeksius biasanya diobati dengan istirahat
sementara waktu sendi yang terkena tidak
digerakkan dan diberikan obat peradangan non-
steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau
naproksen). Kadang diberikan obat pereda nyeri.
Selain itu bisa disuntikkan campuran daru obat
bius lokan dan kortikosteroid langsung ke dalam
bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan
lebih dari satu kali. Pada burnitis yang berat
dibrikan kortikostiroid (misalnya perdnison) per-
oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri
mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan
khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa
dibuang melalui jarun atau melalui pembadahan.
Kortikosteoid bisa langsung disumtikkan ke dalam
sendi. Terapi fisik dilakukan untuk mengemblikan
fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jankau
sendi. Bursitis sering kambuh jika penyebabnya
( misalnya, gout, arthritis rematoid atau
pemakaianberlebihan) tidak diatasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan
adanya bursitis yaitu dengan radiografi. Pada
daerah yang terserang biasanya menunjukkan
adanya klasifikasi dalam bursa, tendon atau
jaringan lunak yang berdekatan.
F. Diagnosa Banding
1. Sepsis atau sinflamasi : aspirasi dan biakan
2. Mungkin sukar dibedakan antara bursitis dan
arthritis inflamasi akut, selulitis, atau ostiomieolitis.
3. Diagnosa sering ditegakkan berdasarkan lokasi
nyeri pada tempat yang klasik.
4. Sendi yang terserang biasanya mempunyai
ruang gerak pasif yang hampir normal.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri.
2. Berikan posisi yang nyaman.
3. Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian
yang nyeri.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
5. Kolaborasi pemberian aspirin. 1. Membantu
dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri
dan keafektifan program.
2. Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring
mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.
3. Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
mempertahankan posisi netral.
4. Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan
otot.
5. Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik
ringan dalam mengurangi kekakuan dan
meningkatkan mobilitas.
B. Gangguan inteloriensi aktifitas yang
berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam.
Kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai
dengan tingkat kemampuan
- Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor
yang menurunkan toleriansi aktifitas.
INTERVENSI RASIONAL
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak
mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas
sehari-hari
2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat
tanpa gangguan
3. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika
diperlukan
4. Berikan lingkungan yang aman 1. Klien
menunjukkan kelemahannya berkurang dan
dapat melakukan aktifitasnya
2. Menghemat energi untuk aktifitas
3. Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi
dan seluruh fase penyakit yang penting
mencegah kelemhan
4. Menghindari cedera akibat kecelakaan
C. Kurang perawatan diri yang berhubungan
dengan keletihan, nyeri pada waktu bergerak.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam klien mampu melakukan perawatan
terhadap dirnya secara mandiri.
Kriteria hasil :
• Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan
diri pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
• Klien mampu mendemontrasikan perubahan
teknik atau gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kajian keterbatasan klien dalam peraatan diri.
2. Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri
dan program latihan.
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dan
perawatan diri.
4. Konsul dengan ahli terapi okulasi. 1. Mungkin
dapat melanjutkan aktifitas umum dengan
melakukan adaptasi yang dilakukan pada saaat ini.
2. Mendukung kemandirian fisik / emosional.
3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian,
yang akan meningkatkan harga diri.
4. Berguna untuk menentukan alat bantu utnuk
memenuhi kebutuhan individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa
yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus
di bawahnya ( Kamus Kedokteran Dorland )
• Bursitis adalah peradanganpada bursa yang
terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot
dengan tulang sebab yang belum diketahui
dengan pasti.
• Bursitis adalah peradangan pada bursa yang
disertai rasa nyeri
• Bursa adalah kantong datar yang mengandung
cairan sinovialyang memedahkan prgerakan
normal daripada otot dan berfungsi untuk
mengurangi gesekan
Etiologi
1. Cedera
2. Gout
3. Pseudogout
4. Arthritis Rematoid
Manifestasi Klinis
1. Pembengkakan lokal, paras, merah
2. Nyeri
3. Pembatasan gerak
3.2 Saran
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa
yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus
di bawahnya. Bursitis biasanya terjadi pada bahu,
siku, pinggul, panggul, tumit, jari kaki, dan tumit.
Hal ini juga disebabkan pola perilaku kita yang
tidak disengaja ( seperti menyangga kepala
menggunakan sikut ), kebiasaan ini merupakan
salah satu penyebab terjadinya bursitis. Oleh
karena itu kita harus membiasakan serta
memperhatikan kebiasaan perilaku kita yang tidak
baik. Selain itu juga kita harus menghindari hal-hal
yang menyebabkan terjadinya bursitis.
4
* Buka tab baru di browser anda lalu ketikkan http://www.blogcatalog.com/signup, kemudian mulailah mengisi nama anda, alamat email (usahakan gmail), password dan lain-lain. Pada form kotak pengisian yang telah disediakan.
* Jangan lupa pilih, pilih button i have a blog dan cheklis, i receive... dst, setelah itu submit, dan akan ada form pengisian lagi ''submit your blog''
* Anda isi title blog, dengan judul blog anda, blog url, dengan alamat blog anda ex: ''http://awaluddinwahab.blogspot.com, country: pastinya indonesia, language: kalau anda menggunakan bahasa inggris diblognya maka pilih inggris, tapi kalau indonesia; pilih indonesia, kemudian pilih primary category, dan secondary: itu maksudnya pilih category yang berhubungan dengan tema dan isi blog anda, blog description: maksudnya deskripsi tentang blog sobat secara singkat, setelah selesai semua tekan submit, dan tunggu beberapa hari, untuk direview oleh admin blogcatalognya, kalau diapprove, maka anda sudah mulai bisa memasang buttonnya di blog anda, dan memverifikasi meta tagnya di blog anda.
* Untuk memasang button blogcatalog di blogspot, anda harus dalam keadaan login di blogger dulu, kalau sudah login, ketikkan ini di browser anda: http://www.blogcatalog.com/account/buttons, setelah itu sobat tinggal pilih button yang mana yang mau di pasang, setelah anda pilih salah satu, klik add to blogger, kemudian simpan, setelah itu tata penempatan button blogcatalognya sesuai selera anda
* Selesai...
0
Penemunya Grafenberg. Maka dijuluki ''Grafenberg Spot''. Ini salah satu rahasia seks perempuan. Ada sebuah titik wilayah imajiner di saluran vagina perempuan. Lokasinya sekitar 6 cm kedalaman dari luar vagina. Disini daerah vagina paling peka rangsangan. Dengan memanipulasi daerah ini, proses menjadi siap seksnya perempuan bisa lebih cepat tercapai.
Kita tahu, bagian tubuh perempuan memiliki daerah-daerah yang peka rangsangan. Kita menyebutnya ''erogenous zone''. Umumnya di tengkuk, bibir, punggung, payudara, bagian dalam paha, kelentit (clitoris), dan ''G-Spot'' sendiri.
Namun, setiap perempuan memiliki daerah paling peka rangsangannya sendiri-sendiri. Ada yang lebih peka bibirnya, yang lain tengkuknya, atau tungkainya. Untuk itulah suami perlu menjelajahi sendiri mana wilayah seks istri yang paling peka rangsangan, maka bagian itulah yang perlu terus dieksplorasi selama permainan seks pendahuluan.
Semakin intens bagian tubuh paling peka rangsangan itu dieksplorasi suami, semakin cepat tercapai proses menjadi siapnya istri. Lebih efektif kalau komunikasi seks terjalin, dan istri mau jujur terbuka saja bilang sukanya diapain, bagaimanakah suami dalam hal suami melakukan tugas pendahuluan seks. Dengan begitu suami tidak harus terus-terus lelah jungkir balik mencari-cari sendiri mana ''erogenous zone'' istri, yang belum tentu betul ketemu sasaran tembaknya.
DI negara maju semakin banyak perempuan yang menunda perkawinannya untuk alasan studi dan karier. Pada saat yang sama pergaulan semakin bebas, dan membolehkan seks pranikah. Lewat berganti-ganti pasangan seks ini menambah banyak kasus penyakit kelamin. Termasuk infeksi organ reproduksi yang berakibat melengket dan menutupnya saluran telur sebagai salah satu penyebab kemandulan perempuan.
Lewat seks bebas pranikah, besar pula kemungkinan perempuan terinfeksi virus lewat kegiatan seksual. Termasuk oleh virus ''cytomegalo'' lewat berciuman dan oleh virus papilloma (human papilloma virus) yang menimbulkan penyakit kutil kemaluan, salah satu pencetus kanker rahim (carcinoma cervicis uteri).
Selain oleh basil TBC, menutupnya saluran telur sering terjadi sebagai akibat infeksi kencing nanah (gonorrhoe) yang dialami sebelum menikah. Oleh kerena saluran saluran telur mampat, maka ''spermatozoa'' tak dapat melaluinya untuk tiba pada lokasi sel telur matang sedang menunggu. Dengan demikian, pembuahan gagal terjadi.
0
PERMINTAAN aborsi sekarang semakin meningkat. Itu akibat pergaulan semakin banyak yang berbuah kehamilan yang tidak diinginkan. Tindakan aborsi sendiri tidak dilegalkan, maka yang terjadi aborsi yang tidak legal.
Tidak semua tindakan aborsi ilegal tergolong aman. Lebih banyak aborsi yang tidak aman, sehingga bukan tak mungkin sampai menelan korban jiwa.
- Resiko aborsi tidak aman juga bisa menginfeksi rahim, terjadi perdarahan, atau menyulitkan terjadinya kehamilan nantinya.
- Pemakaian obat hormon penggugur juga belum tentu aman. Sekiranya mudigah gagal digugurkan, dan terus hidup, tubuh ibu sudah tercemar hormon. Kalau itu anak perempuan, kelak setelah besar si anak memikul pengaruh buruk hormon yang sudah mencemari tubuhnya. Berisiko terkena kanker kandungan kalau betul perempuan.
- Pengguguran kandungan oleh pihak yang tidak berkompeten atau dengan cara-cara tradisional, baik secara mekanik memijat, menginjak-injak perut, mengurut, sama tidak amannya dengan minum jamu (telat bulan). Dilakukan secara medik saja bisa tidak aman, apalagi yang nonmedik.
Kali ini aku mau share cara memasang postingan blog di facebook. Punya blog biar lebih tambah traffik pengunjung di blog, kamu bisa menampilkan postingan blog kamu di facebook, dengan cara memasang postingan blog kita di facebook tentu bisa membuat pengunjung blog kita menjadi bertambah, apalagi kalau postingan blog kita menarik, pasti teman-teman kamu di facebook tertarik untuk membaca. Biar lebih jelasnya dan gak bingung langsung aja ke tkp. Berikut langkah-langkahnya:
1. Bagi yang belum punya akun facebook, daftar dulu di www.facebook.com
2. Masuk ke account facebook, klik ( Ikon Aplikasi )
3. Di kotak pencarian ketik ( Mirror Blog ) nanti akan muncul sebuah aplikasi dengan nama Mirror Blog klik ( Link Mirror Blog )
4. Tekan tombol ke aplikasi lalu klik ( Ijinkan )
5. Setelah masuk di Mirror Blog, klik ( Menu Setup )
6. Ada beberapa opsi, pilih opsi nomor 2, ( I have a Blog on Blogger.com )
7. Kemudian masukkan email dan password account blogger atau blogspot kamu
8. Setelah itu, klik tombol ( Continue ), kemudian akan muncul konfirmasì yang berbunyi '' Congratulation ! Your Mirror Blog Is Ready For Use '' klik tombol ( Done )
9. Tarik scroll ke bawah, klik tombol ( Cantumkan dalam profil ) lalu akan muncul tampilan mirror blog, klik tombol ( Tambahkan )
10. Selesai.
Sekarang lihatlah di bawah profil/foto facebook kamu, muncul deretan artikel blog kamu..
Selamat mencoba..!